Saturday 30 June 2018

Ahmad Dhani Ngadain Lomba Cover Lagu #2019GantiPresiden, Hadiahnya Umroh Lho! Kamu Mau Coba…?


Tadi malam, tak ada siaran live Piala Dunia. Fase penyisihan grup telah berakhir. Transmedia cuma menayangkan siaran ulang dari pertandingan yang dianggap menarik. Jadi tak alasan bagiku untuk begadang seperti biasanya. Aku memilih tidur lebih awal. Dan untuk mengundang rasa kantuk, aku membaca-baca berita yang muncul di feed medsos.
Dari berita-berita yang kubaca secara online tersebut, mataku kemudian tertarik dengan satu kabar. Kabar yang bagiku sungguh mencolok mata! Kabar ini datang dari musisi yang belakangan pindah profesi menjadi (maunya) politisi. Dialah Ahmad Dhani…?!
Ahmad Dhani. Pic source: merdeka.com

Waaahh…, apa yang terpikir di kepalamu tatkala mendengar figur yang satu ini? Musisi kenamaan dari Surabaya? Pentolan grup band Dewa 19? Bermulut besar? Pembenci Jokowi? Tukang nyinyir? Atau…, apalagi? Hhmm, terserah deh. Kamu hendak menjulukinya seperti apa.

Thursday 28 June 2018

Hitung Cepat Sudah Usai, Kini Saatnya Hitung Pengeluaran! Hayoo…, Udah Abis Berapa Duit Buat Pilkada?!


Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak telah terlaksana pada Rabu, 27 Juni 2018 kemarin. Secara garis besar, pilkada berjalan cukup kondusif. Kendala dan kekurangan pastilah ada. Tinggal bagaimana kendala ini diatasi dan dijadikan pelajaran untuk pelaksanaan pemilu selanjutnya.
Menarik untuk mengikuti perjalanan pilkada di edisi 2018 ini. Karena dari 171 daerah yang kebagian jatah untuk memilih pemimpin yang baru, beberapa diantaranya merupakan provinsi ‘besar’. Besar di sini barangkali relatif. Namun apabila dilihat dari jumlah penduduknya, maka provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, memang dapat dianggap sebagai provinsi besar.
Tiga provinsi di tanah Jawa tersebut, mempunyai posisi yang cukup signifikan, terutama jika berbicara soal pemilihan presiden 2019 tahun depan. Ketiganya memiliki jumlah pemilih terbanyak. Hingga muncul anggapan, bahwa dengan menguasai ketiga provinsi ini, maka kemenangan di pilpres sudah pasti berada dalam genggaman.

Tuesday 26 June 2018

Usai Tak Lagi Jadi Gubernur, Rano Karno Bikin ‘Si Doel The Movie’. Penasaran? Ini Trailernya…!


Siapa yang tidak mengenal Rano Karno. Tokoh satu ini merupakan pesohor yang terkemuka di tanah air. Pria ini awalnya merupakan seorang aktor. Namanya sempat merajai dunia perfilman Indonesia. Apalagi Rano merupakan salah satu putra dari insan penting perfilman lokal: Soekarno M. Noer.
Poster film Si Doel The Movie. Pic source: sidomi.com

Di awal 1990-an, tatkala dunia layar lebar sedang surut dan merambah ke saluran televisi, Rano Karno masih mempunyai tajinya. Lelaki ini memproduksi sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Kita semua bisa mengakui. Bahwa sinetron Si Doel ini merupakan salah satu legenda di dunia televisi tanah air.

Monday 25 June 2018

Vonis Mati Aman Abdurrahman, Akankah Mempengaruhi Eksistensi JAD?


Sidang terdakwa teroris Aman Abdurrahman, hari Jumat, 22 Juni kemarin, mencapai klimaksnya. Sebelumnya, jaksa menuntut pentolan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu dengan pidana maksimal: hukuman mati. Hhmm, ngeri.
Dan klimaks sidang Aman tersebut, ternyata seirama dengan tuntutan yang sudah dipatok jaksa. Majelis hakim menjatuhkan pidana mati kepada lelaki ini (sumber). Kawan, bagaimana pendapatmu atas vonis yang menimpa Aman…?
Jujur, aku termasuk ke dalam golongan orang yang merasa lega dengan vonis mati tersebut. Pandanganku ini merujuk kepada fakta-fakta yang tercetus selama persidangan berlangsung. Ya, Aman Abdurrahman diyakini sebagai tokoh sentral yang menyebabkan sejumlah aksi teror di tanah air.

Saturday 23 June 2018

Amien Rais Bilang Partai Setan, Habiburokhman Ngomong Mudik Neraka. Selanjutnya Apa Lagi Bos…?


Tak ada yang lebih menyenangkan, selain mendengarkan setiap pernyataan dari para elit politisi. Khususnya dari para elit yang berada di kelompok kontrapenguasa, alias oposisi. Ya, Indonesia yang menganut paham demokrasi, memungkinkan adanya kelompok politik yang berada di luar pemerintahan.
Kelompok oposisi inilah, yang biasanya bertugas sebagai penyeimbang dari pemerintahan yang sedang berkuasa. Mereka bisa melemparkan berbagai kritik, apabila pemerintah dinilai layak untuk menerimanya. Pun, pihak oposisi juga bisa menyumbang masukan untuk jalannya pemerintahan. Meski mereka tidak termasuk ke dalam lingkaran kekuasaan.
Adanya kelompok oposisi, telah melengkapi kehidupan demokrasi di tanah air. Dengan kehadiran para oposan, harapannya pemerintah tidak berjalan secara absolut. Oposisi menjadi pihak yang secara tradisional, merupakan ‘lawan’ dari pemerintah. Menjadi pihak yang dapat lebih leluasa untuk melontarkan kritik dan saran kepada pemerintah.

Wednesday 20 June 2018

Thanks Pak Jokowi, Indonesia Masuk 10 Besar Negara Teraman di Dunia. Ehh, Predikat Ini Mitos atau Fakta, Ya…?


Diantara berbagai kabar arus mudik dan nyinyiran para tokoh oposisi yang mulai gaspol selepas Lebaran, ada nyempil satu berita yang terdengar cukup menyenangkan. Berita itu menyebut: Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara teraman di dunia. Waahh…, bukankah ini terdengar menggembirakan?!
Setidaknya seperti itulah informasi yang dirilis oleh lembaga riset internasional, Gallup’s Law and Order. Lembaga ini menampilkan laporan yang bertajuk Law and Order Index. Kamu bisa membaca sumber lengkapnya di sini.
Simpelnya, Law and Order Index berisi daftar negara paling aman, dari peringkat tertinggi hingga paling rendah. Riset dilakukan melalui wawancara kepada lebih dari 148.000 orang dewasa sebagai responden, hingga menghasilkan sejumlah skor untuk 142 negara.

Saturday 16 June 2018

Daya Beli Rakyat Turun…? Itu Hoaks! Buktinya Masih Banyak yang ‘Bakar’ Duit Buat Nyalain Petasan?!


Alhamdulillah…, Idulfitri telah tiba. Rasa syukur ini membuncah kemana-mana. Kuhaturkan, selamat berlebaran buat pembaca semuanya. Dan yang jelas, selamat berlibur semuanya…?! Karena yang berlibur tak cuma umat Muslim. Seluruh masyarakat Indonesia, tanpa kecuali, semuanya turut merasakan kegembiraan karena cuti di hari Lebaran.
Meski begitu, jagad media sosial masih tetap panas seperti biasanya. Di dunia nyata barangkali kita semua bermaaf-maafan. Namun di dunia maya, rasanya polarisasi antara dua kutub yang berseberangan, tak pernah berhenti untuk ‘berperang’.
Dua kutub tersebut, yang pertama dikenal sebagai bani cebong. Kelompok spesies katak yang diidentikkan sebagai golongan yang menjadi pengagum, pendukung, dan pembela dari petahana. Bagi cebongers, presiden Joko Widodo wajib untuk didukung. Karena pemerintahannya terbentuk secara sah dan konstitusional.

Tuesday 12 June 2018

Mbak Titiek Join Adiknya, Mas Tommy Soeharto. Fix, Partai Berkarya adalah Golkar ‘Perjuangan’…!


Awal bulan ini, Prabowo Subianto sempat mencuri perhatian publik. Ketua umum Partai Gerindra itu, diketahui melakukan pertemuan dengan Rizieq Shihab, disela-sela agenda umrohnya. Ia tidak sendirian. Pertemuan dengan Rizieq juga melibatkan dedengkot PAN, my lord Amien Rais. Hihii.
Namun bukan Prabowo saja yang menjadi perhatian. Mantan istrinya, Titiek Soeharto, barusan juga berhasil menjadi headline. Apakah mereka berdua rujuk…? Ehh, bukan. Jangan gosip, ya?! Artikel ini tidak terafiliasi dengan akun Lambe Turah.
Hahaa, setop basa-basinya. Jadi begini. Titiek Soeharto, salah satu putri dari presiden Indonesia kedua, kemarin mengumumkan sebuah keputusan. Keputusan yang bagiku adalah sebuah manuver politik.

Monday 11 June 2018

Amien Rais, Rizieq, dan Prabowo Mau Nyapres Semua. Laahh…, Koalisi Keummatan Bubar Sebelum Jadian?


Kupikir hadirnya bulan Ramadan, tensi perpolitikan di tanah air bakal menurun. Semua bakal mengerem syahwat politiknya masing-masing. Sejenak menyetop diri, untuk menghargai bulan yang penuh kemuliaan. Mengisi Ramadan dengan kegiatan yang membangun.
Nampaknya aku salah besar. Bulan Ramadan sama sekali tidak menyurutkan para elit politisi untuk bermanuver. Semuanya sudah mulai tidak tahan. Untuk segera ‘menjual’ diri. Seolah yang ada di pikiran mereka cuma satu. Pemilihan presiden 2019.
Sebenarnya segala manuver ini amatlah wajar. Jauh-jauh hari para elit mulai memasang kuda-kuda. Tujuannya barangkali untuk melancarkan psywar. Untuk mengirim sinyal ‘ancaman’ kepada semua pihak yang dirasa menjadi lawan.

Friday 8 June 2018

Terciduknya Terduga Teroris di Kampus Negeri, Isu Masjid di DKI yang Terpapar Radikalisme. Lalu Apa Lagi…?

Sulit rasanya, untuk tidak mencermati berbagai berita yang disajikan oleh media belakangan ini. Sejak kericuhan berdarah yang menghentak markas Mako Brimob, Depok, awal Mei kemarin, isu radikalisme dan terorisme kembali mendapatkan panggung.
Aku coba merunut sejak sebulan terakhir. Aksi-aksi terkait ekstremisme seakan menjadi ‘cemilan’ untuk masyarakat Indonesia. Selain penyanderaan polisi di Mako Brimob, kita lantas terhenyak dengan bom-bom yang menyalak di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Sungguh luar biasa. Sekaligus memprihatinkan. Beberapa keluarga menjadi pelaku aksi-aksi bom bunuh diri tersebut. Ya…, satu keluarga! Ada bapak, ibu, dan anak-anaknya. Sebuah fakta sinting yang memang benar adanya.

Wednesday 6 June 2018

Ketum Golkar Jadi Komentator di Siaran Liga 1. Mulai ‘Tebar Pesona’…?


Ada yang menarik dari siaran sepak bola yang disiarkan channel Indosiar tadi malam. Ya, pada Selasa 5 Juni kemarin, terdapat siaran live pertandingan Liga 1 yang mempertemukan PSMS Medan dengan Persib Bandung. 

Pertandingan berjalan normal, dengan kemenangan diraih oleh klub maung Bandung. Persib berhasil unggul dengan skor 3-0. Padahal, pertandingan diadakan di Stadion Teladan, Medan. Yang notabene merupakan home dari PSMS. Okelah kalau begitu.
Namun ada sesuatu yang berbeda, dari siaran yang ditayangkan oleh Indosiar ini. Di setiap siaran langsung pertandingan Liga 1, Indosiar selaku official broadcaster selalu menghadirkan ulasan terkait jalannya pertandingan. Tujuannya tentu saja sebagai pelengkap dari siaran sepak bola. Agar terlihat lebih interaktif bagi pemirsa yang menonton dari layar televisi.

Monday 4 June 2018

Say Goodbye To ‘Koalisi Merah Putih’. Mari Kita Sambut Koalisi ‘Keummatan’…!


2018 ini memang tahunnya politik. Periode terakhir untuk menyambut puncaknya di tahun depan. Nyaris tak ada elit politisi yang mau ketinggalan. Semuanya sudah mulai beraksi dan melancarkan strategi. Demi mencapai target maksimal di pemilu 2019.
Kabar terbaru, datang dari dedengkot Partai Amanat Nasional (PAN). Belum reda isu terkait ‘keinginan’-nya untuk berjumpa dengan Presiden Jokowi, lelaki tua ini sudah beralih ke aksi lainnya. Tentunya kamu sudah bisa menebak. Dedengkot PAN yang kumaksud adalah Amien Rais.
Ya, bersama ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Amien diketahui menyambangi tanah suci Mekah. Mereka tengah menjalankan ibadah umroh di bulan yang suci ini. Namun yang menjadi pertanyaan kemudian, adakah agenda khusus yang terselip di rangkaian kegiatan umroh tersebut...?

Friday 1 June 2018

Hei Kau, Akun ‘Nur Aulia’…! Pancasila Bukan Barang Dagangan!


Hari ini adalah 1 Juni 2018. Sebuah hari libur nasional untuk memperingati hari lahirnya Pancasila. Ya, Pancasila. Dasar negara yang sudah disepakati oleh para founding father pada 1945. Karena itu, menerima Pancasila sifatnya adalah mutlak! Mutlak apabila kamu ingin disebut sebagai bagian dari bangsa Indonesia!
Beberapa waktu terakhir, ada satu isu yang mengemuka dan berkaitan dengan Pancasila. Terkait polemik gaji yang diterima oleh para petinggi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Terjadi pro dan kontra, karena disinyalir gaji yang diberikan untuk para pejabat BPIP terlampau tinggi.
Tentunya pemerintah sudah melakukan pengkajian dan mempunyai pertimbangan yang matang, untuk ‘menggelontorkan’ anggaran yang tidak sedikit. Anggaran sebagai ‘upah’ bagi para tokoh yang mengemban tugas penting di lembaga BPIP itu.