Saturday 3 December 2022

Tak Ada Tempat yang Senyaman Rumah, Betul ‘kan?

Tidak ada tempat yang senyaman rumah. Ya, di dunia ini, rumah adalah sebuah tempat yang spesial. Barangkali ungkapan tersebut berlebihan. Namun kurasa, setiap orang memiliki pandangannya masing-masing soal rumah. Dan bagiku, rumah adalah sebuah tempat yang tidak tergantikan.

Bagiku, rumah adalah jujugan. Rumah adalah sebuah tempat yang akan selalu ‘menerima’ kita, apapun dan bagaimanapun keadaan kita. Rumah adalah tempat ternyaman, yang posisinya tak akan tergantikan.

Berbicara soal rumah, aku jadi teringat sebuah film berjudul Timeline. Film yang rilis pada 2003 ini dibintangi di antaranya Gerard Butler dan Paul Walker. Sesuai judulnya, film ini berkisah tentang perjalanan yang berkaitan dengan waktu.

Gerard Butler yang memerankan tokoh bernama Andre Marek, terlibat dalam sebuah tim yang melakukan petualangan melalui waktu atau time traveler. Dengan seperangkat teknologi, mereka berhasil datang ke masa lampau.

Film bergenre science fiction ini mengisahkan Andre Marek dan timnya yang berhasil datang ke wilayah Perancis pada abad ke-13 Masehi. Padahal, mereka adalah manusia yang hidup di zaman abad ke-21. Singkat cerita, dengan berbagai konflik yang ada mereka berhasil kembali ke abad 21.

Namun tidak dengan Andre Marek. Dia lebih memilih tinggal di masa abad 13 dan tidak kembali ke kehidupan abad 21. Rupanya, Andre Marek jatuh hati dengan seorang bangsawan Perancis dan memutuskan untuk menghabiskan hidupnya bersama wanita tersebut. Tatkala teman-temannya mengajak Andre Marek untuk pulang ke abad 21, dia malah menjawab:

“I’m home…,”

Waoow, saat melihat scene ini, aku lumayan merinding, hahaa. Bagi Andre Marek, sang bangsawan Perancis telah membuatnya jatuh cinta. Ia rela melepaskan kehidupan modernnya, dan menjalani kehidupan baru sebagai manusia di abad ke-13 Masehi. Hal ini semata karena ia mencintai wanita Perancis tersebut. Sungguh menyentuh, huhuu J

Barangkali Andre Marek merasa bahwa dirinya telah menemukan belahan jiwanya. Sang pujaan hati yang akan menemaninya hingga maut menjemput. Mungkin inilah kenyamanan yang dicarinya selama ini. Sesuatu yang membuat nyaman dan bahagia, hingga serasa seperti di rumah.

Ya, I’m home. Home yang berarti rumah. Andre Marek kurasa ingin mengungkapkan bahwa dirinya sudah berada di ‘rumah’. Dalam hal ini, rumah yang dimaksud adalah kehidupan barunya bersama sang bangsawan Perancis.

Rumah. Bagiku, satu kata ini memiliki makna yang amat dalam. Dalam, sekaligus sangat pribadi. Rumah adalah sebuah tempat yang akan kudatangi, kala aku telah menuntaskan hariku. Sebuah tempat khusus, yang mana akan selalu terbuka untukku. Fiuuhh, aku tak pernah gagal untuk merindukan rumah.

Setiap orang mempunyai definisi rumahnya masing-masing. Kalau aku, mari baca tulisan ini sampai selesai. Aku akan mencoba untuk mendeskripsikan rumah, sesuai dengan rasa yang kumiliki. Barangkali akan berbeda dengan rumah versimu. Namun tak apa. Kita tak perlu memperdebatkan hal ini.

Aku sungguh bersyukur. Aku yang berusia 30-an ini telah dikaruniai pekerjaan yang tetap. Alhamdulillah, ada penghasilan yang mengalir setiap bulannya. Sedikit atau banyak itu relatif. Hanya yang aku tahu, jika kamu bersyukur dengan segala apa yang kamu terima, maka Tuhan akan menambah nikmat kepadamu.

Aku berasal dari Jawa Timur. Namun, aku harus merantau ke Sumatera Barat. Tak lain tak bukan, karena nafkahku berada di sini. Aku tak pernah bosan untuk menyemangati diriku sendiri. Bahwa kehidupan sebagai perantau ini adalah yang terbaik bagiku untuk saat ini. Kala Tuhan menakdirkan sesuatu, tentu ada maksud dan alasannya.

Aku mencoba mengambil hikmah dari hari-hari yang kujalani di perantauan ini. Salah satunya, barangkali Tuhan ingin memberiku jalan, agar aku tahu seperti apa menjalani hidup di pulau Sumatera. Sudah pasti akan amat berbeda dengan kehidupan di Jawa, atau bahkan pulau-pulau lainnya di Nusantara ini.

Tak terasa, sudah hampir empat tahun aku berdomisili di Sumatera Barat. Dan aku merasa, aku masih akan lama untuk hidup di sini. Untuk itu, aku tak segan-segan untuk melakukan berbagai upaya, agar aku nyaman hidup di sini. Karena aku yakin, jika aku sudah nyaman, maka semua yang aku hadapi akan terasa lebih mudah. Semoga.

Rumahku istanaku. Pic source: dokpri


Salah satu yang kulakukan untuk ‘bertahan hidup’ di Sumatera Barat adalah, mencari sebuah rumah. Rumah yang amat nyaman. Rumah yang sesuai dengan keinginanku. Sewaktu kecil aku selalu memimpikan bahwa kala dewasa nanti, aku akan mempunyai rumah sendiri dan tinggal terpisah dengan kedua orang tuaku. Dan alhamdulillah, harapan ini telah terwujud.

Dengan segenap niat dan tabungan yang cukup, aku memberanikan diri untuk membeli sebuah rumah di Sumatera Barat ini. Kusemangati diriku sendiri bahwa mencicil sebuah rumah dengan kredit, adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Kuambil sebuah rumah yang tipenya cukup bagiku. Ya, aku lebih memilih sebuah rumah yang benar-benar baru dibangun. Bukan rumah yang sudah lama berdiri. Dengan begitu, ada sebuah kepuasan yang menyesap dalam diriku. Bahwa aku telah berhasil mewujudkan impian pada masa kecilku. Alhamdulillah.

Memiliki sebuah rumah memang penuh tantangan. Salah satunya, aku harus beradaptasi dengan lingkungan di mana rumahku berada. Aku belajar untuk hidup dan bersosialisasi dengan tetangga di kanan-kiri rumah. Barangkali seperti yang kamu rasakan. Bahwa hidup bertetangga itu sungguh penuh cerita, hahaa.

Rumah telah berdiri. Kunci telah aku terima dari developer. Sekarang saatnya untuk menata dan mengisi rumah sesuka hati! Inilah keasyikannya. Aku tenggelam dalam berbagai keinginan untuk membeli aneka perabotan rumah tangga. Semata untuk mengisi rumah baruku ini.

Dimulai dari barang-barang yang basic seperti televisi, kasur, kulkas, dan peralatan memasak untuk mengisi dapur. Selain itu? Tentu saja aku harus mempunyai sejumlah lemari untuk meletakkan baju-bajuku. Termasuk aneka rak untuk menyimpan barang lainnya, dan terlebih koleksi buku-bukuku.

Untuk rak dan lemari ini, kadang aku memilih yang berbahan plastik. Alasannya? Karena lebih mudah untuk membersihkannya. Selain itu, plastik relatif lebih ringan dan lebih ringkas tatkala merangkai atau membongkarnya kembali.

Aku butuh referensi untuk mengisi rumahku. Sepertinya aku bisa memilih produk-produk dari Olymplast. Karena aku suka rumahku diisi dengan perabotan rumah tangga yang simple, tetapi elegan dan menarik J 

Aku masih butuh sejumlah rak untuk memenuhi segala sudut rumahku. Barangkali aku akan menjatuhkan pilihan ke Olymplast. Karena saat kutengok websitenya, waooww…, pilihan barangnya ada banyak. Semoga produk Olymplast banyak tersedia di Sumatera Barat. Karena kurasa, Olymplast juaranya rapikan rumah!      

No comments:

Post a Comment