Friday 1 June 2018

Hei Kau, Akun ‘Nur Aulia’…! Pancasila Bukan Barang Dagangan!


Hari ini adalah 1 Juni 2018. Sebuah hari libur nasional untuk memperingati hari lahirnya Pancasila. Ya, Pancasila. Dasar negara yang sudah disepakati oleh para founding father pada 1945. Karena itu, menerima Pancasila sifatnya adalah mutlak! Mutlak apabila kamu ingin disebut sebagai bagian dari bangsa Indonesia!
Beberapa waktu terakhir, ada satu isu yang mengemuka dan berkaitan dengan Pancasila. Terkait polemik gaji yang diterima oleh para petinggi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Terjadi pro dan kontra, karena disinyalir gaji yang diberikan untuk para pejabat BPIP terlampau tinggi.
Tentunya pemerintah sudah melakukan pengkajian dan mempunyai pertimbangan yang matang, untuk ‘menggelontorkan’ anggaran yang tidak sedikit. Anggaran sebagai ‘upah’ bagi para tokoh yang mengemban tugas penting di lembaga BPIP itu.
Oke. Kupikir kegaduhan yang menyamber BPIP ini, lantaran terdapat nama presiden Indonesia kelima di sana. Dialah Megawati Soekarnoputri. Wanita yang merupakan ketum PDI Perjuangan―partai penguasa saat ini―nyaris tak pernah absen dari terpaan isu miring. Pokoknya, siapa pun yang tidak suka dengan PDIP dan pemerintahan sekarang, maka ia bakal memproklamirkan diri sebagai oposisi.
Oleh sebab itulah, gaji ‘selangit’ yang diterima para anggota BPIP, akhirnya menjadi bahan empuk untuk digoreng. Yah, digoreng oleh para oposan! Para pihak yang tidak pernah suka dengan rezim yang sedang berkuasa sekarang. Duh, basi.



Well, kurasa polemik terkait gaji yang diterima para petinggi BPIP tak perlu diperpanjang. Tampaknya pemerintah sudah menjlentrehkan, apa saja yang membuat nominal gaji para petinggi BPIP tersebut terasa bernilai besar. Jadi setop! Tak usah ribut-ribut lagi.
Sebagai wong cilik, aku tidak begitu concern dengan polemik terkait gaji petinggi BPIP itu. Namun lebih kepada, bagaimana lembaga ini bisa optimal dalam melakukan tugas yang telah diamanatkan kepadanya.
Seperti yang sudah aku sebut di awal. Bahwa Pancasila merupakan sebuah dasar yang telah ditetapkan untuk negara Indonesia. Suatu pedoman, way of life bagi segenap bangsa Indonesia. Pancasila adalah satu pakem, yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi!
Seberapa dalamkah kamu mengenal Pancasila…? Apakah cuma sebatas hapal bunyi sila-silanya? Atau, lebih dari sekadar itu? Kurasa kita semua, telah mengenal Pancasila sejak masih kanak-kanak. Sejak di bangku SD, ada pelajaran soal moral dan nilai-nilai Pancasila. Entah namanya Pndidikan Moral Pancasila (PMP). Ada pula yang menyebutnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Tetapi belakangan, rasanya ke-Pancasila-an kita sedang diuji. Bertubi-tubi, sejumlah wacana terkait ‘ideologi lain’ berusaha tampil untuk mengoyak atau bahkan menggeser Pancasila. Apakah kita bakal berpangku tangan saja…?
Kalau aku sih, TIDAK…! Selamanya aku tidak akan membiarkan siapa pun, yang berusaha menggeser ideologi Pancasila dari bumi Indonesia. What the hell dengan khilafah! What the fuck dengan HTI! Apalagi ideologi lainnya macam komunis atau liberal.
Hari ini, adalah peringatan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, rupanya masih banyak orang yang ngakunya warganegara Indonesia, tapi sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia menganut atau setidaknya menghargai Pancasila sebagai dasar negara yang menaunginya.
Barangkali aku terlalu sensi atau baper. Tetapi, kupikir aku harus mengabarkannya ke seantero negeri. Bahwa Pancasila mulai tidak ‘dianggap’ atau pun dihargai oleh oknum-oknum yang ngakunya sebagai orang Indonesia. Begini ceritanya.
Pagi tadi, aku menemukan sebuah postingan di grup Facebook yang bernama Barisan Cinta Indonesia. Postingan ini dibuat oleh akun yang bernama Nur Aulia. Kamu bisa mengamati akunnya di laman ini: https://web.facebook.com/frisca.anastasya.739
Akun Facebook yang bernama Nur Aulia. Silakan lihat akunnya di link di atas.

Akun yang bernama Nur Aulia tersebut, menulis sebuah postingan yang bagiku sudah extraordinary. Ngawurnya sudah LUAR BIASA…?! Koplaknya sudah membuatku naik darah sampai ke ubun-ubun. Kamu bisa melihat postingannya yang sudah ku-capture di bawah. Semoga sejak artikel ini beredar, postingan itu masih ada. Sehingga kamu bisa membuktikannya sendiri.
Postingan Nur Aulia di grup FB 'Barisan Cinta Indonesia', yang dibuat pada 1 Juni 2018 pagi.

Si Nur Aulia itu menulis seperti ini:
EMAKNYA DIKATAIN ONGKANG KAKI, NGAMUK !! PRESIDEN DIKATAIN KACUNG, MINGKEM !! #dasar sales pancasila !!

Aku pribadi, sudah terbiasa dengan kalimat-kalimat bodoh yang selalu diungkapkan oleh para pendukung oposisi tersebut. Mereka ini, adalah gerombolan makhluk yang (maaf) dungu. Diberi fakta malah mungkir. Diberi fakta malah melipir. Diberi fakta malah diputarbalikkan. Sak karepmu wes…!
Tetapi aku benar-benar TIDAK TERIMA dengan ungkapan terakhir yang ditulis oleh Nur Aulia tersebut. Sales Pancasila…?! Hei kau yang bernama Nur Aulia…?! Kau pikir Pancasila itu barang dagangan heeh?! Pake istilah sales segala!
Alasan inilah yang membuatku ‘sedikit’ muntap, untuk akhirnya menuliskan artikel ini. Dari foto-foto yang tertera di akun Facebook-nya, kamu sudah bisa menduga. Seperti apa si Nur Aulia ini. Aku tak peduli jika dia memakai cadar atau lainnya. Namun jika sudah merendahkan dasar negara Pancasila, maka dia tidak bisa dibiarkan!
Pancasila tidak akan berkurang kesaktian dan kesakralannya, hanya karena cibiran bodoh seperti yang dilakukan oleh Nur Aulia tersebut. Cuma aku tidak rela. Cecunguk seperti Nur Aulia ini masih menganggap dirinya sebagai orang Indonesia. Jika kau tidak bisa menerima Pancasila, lebih baik kau enyah saja dari Indonesia…!