Monday 11 June 2018

Amien Rais, Rizieq, dan Prabowo Mau Nyapres Semua. Laahh…, Koalisi Keummatan Bubar Sebelum Jadian?


Kupikir hadirnya bulan Ramadan, tensi perpolitikan di tanah air bakal menurun. Semua bakal mengerem syahwat politiknya masing-masing. Sejenak menyetop diri, untuk menghargai bulan yang penuh kemuliaan. Mengisi Ramadan dengan kegiatan yang membangun.
Nampaknya aku salah besar. Bulan Ramadan sama sekali tidak menyurutkan para elit politisi untuk bermanuver. Semuanya sudah mulai tidak tahan. Untuk segera ‘menjual’ diri. Seolah yang ada di pikiran mereka cuma satu. Pemilihan presiden 2019.
Sebenarnya segala manuver ini amatlah wajar. Jauh-jauh hari para elit mulai memasang kuda-kuda. Tujuannya barangkali untuk melancarkan psywar. Untuk mengirim sinyal ‘ancaman’ kepada semua pihak yang dirasa menjadi lawan.

Ya, tidak ada yang istimewa sebenarnya. Ketika kubu propemerintah sudah ayem bakal mengusung kembali Joko Widodo di pilpres 2019, maka kubu non-Jokowi seakan kebakaran jenggot. Segala cara dilakukan. Semata untuk mendegradasi pandangan rakyat kepada sang petahana.
Satu peristiwa ‘istimewa’ yang terjadi di pertengahan Ramadan ini, adalah pertemuan yang tercipta di Arab Saudi. Pertemuan itu melibatkan dedengkot FPI, Rizieq Shihab, bersama tokoh lainnya yang berada dalam barisan oposisi. Mereka adalah Amien Rais (PAN), dan Prabowo Subianto (Gerindra).
Ketiga tokoh utama diatas, memilih bersua ditengah-tengah agenda umroh yang sedang dilakukan. Wiihh…, berasa sambil menyelam minum air, yes? Agenda utamanya sih melaksanakan haji kecil. Tetapi ada agenda lain yang terselip. Silaturahmi berbalut konsolidasi. Konsolidasi untuk berembug, bagaimana cara untuk mengalahkan Jokowi. Huahahaaaa!



Dari hasil pertemuan ini, yang kita tahu, para tokoh oposan itu hendak membuat satu kubu baru. Kubu kontra Jokowi, untuk menyongsong pilpres tahun depan. Jika di 2014 kubu non-Jokowi bernama Koalisi Merah Putih (KMP), maka nama baru yang tercetuskan untuk 2019 adalah Koalisi Keummatan.
Subhanallah…, nama koalisinya sungguh syar’i, saudara-saudara…?! Keummatan. Berasa dengan nama tersebut, kelompok ini merupakan representasi dari ummat. Merujuk ke kalangan umat Islam, yang notabene sebagai mayoritas di negeri ini.
Memang, kelompok yang digawangi trio Rizieq-Amien-Prabowo tersebut, sah-sah saja untuk menamakan koalisi mereka dengan istilah Keummatan. Tidak ada yang melarang. Toh, hanya sekadar nama, ‘kan…?
Tetapi nama Keummatan juga tidak semulus yang dibayangkan. Ada kritik yang berdatangan. Istilah ‘umat’ yang mereka gunakan, tentu saja terasa kurang pas. Bagaimana tidak…? Sungguh sebuah fakta. Bahwa tidak semua umat Muslim sepakat dengan platform yang ditawarkan oleh kubu oposan itu. Ada berjubel umat Muslim lainnya, yang terang-terangan merupakan pendukung setia dari petahana, Jokowi.
20 Tahun yang Lalu Pak Harto Lengser, Apa yang Kamu Ingat Tentangnya?
Ya udah, sih. Tak perlu meributkan istilah Keummatan-nya. Lebih baik membahas orang-orang yang terlibat didalamnya saja, hehe. Bagiku, Koalisi Keummatan ini masihlah mentah. Bagaimana tidak mentah…? Lha wong dedengkotnya pada pingin jadi calon presiden semua. Yasalam…
Fiuuhh…, fenomena copras-capres rasanya mulai menghangat. Tidak sedikit yang mulai mengklaim dirinya sebagai capres maupun cawapres. Begitu pula dengan mereka yang berada di pihak oposisi.
Kupikir pertemuan yang terjadi di Arab Saudi kemarin, sudah menghasilkan satu komitmen yang pasti. Yakni ‘bersatu’-nya Gerindra, PKS, dan PAN, untuk menghadapi pilpres 2019.
Namun ternyata, komitmen yang kukira sudah terbentuk itu, masih belum ada sama sekali. Para penggawa utama dari Koalisi Keummatan, serasa tak ada yang mau kalah. Semua pihak ingin menjadi capres.
Source: dok.pribadi

Seusai Rizieq Shihab diajukan sebagai capres utama oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212, ada tokoh oposan lain yang tidak mau kalah. Dialah Amien Rais. Si mbah yang satu ini, rupanya masih ngebet ingin merasakan kursi RI-1. Wagelaseehh…!
Sssttt…, setop. Jangan nyinyir dulu. Kita boleh tidak suka dengan si Amien ini. Namun ia tetaplah sama dengan kita. Ia masih memiliki hak politik, dan berhak untuk memilih maupun dipilih.
Source: dok.pribadi

Perihal peluangnya untuk benar-benar menjadi capres, biarlah waktu yang akan menjawab. Sekali pun Amien Rais nanti bakal benar-benar menjadi capres, toh biar rakyat yang menilai. Seberapa pantas ia bisa menjadi pemimpin di negeri ini. Biar hasil pemilu yang berbicara.
Hanya saja, dari segala wacana yang dilemparkan oleh tokoh-tokoh oposan tersebut, aku jadi bingung sendiri. Mereka terlihat mesra. Mereka terlihat bakal bersatu dalam sebuah koalisi. Tetapi semua itu sepertinya omong kosong.
Bagaimana tidak omong kosong…? PA 212 menginginkan Rizieq Shihab sebagai capres. Kubu Gerindra tetap keukeuh mengajukan Prabowo menjadi capres. Lha sekarang…, PAN ikut-ikutan tidak mau kalah. Ada politisi supersenior Amien Rais yang ‘turun gunung’ dan berharap masih ada kesempatan bagi dirinya untuk mengikuti kontestasi pilpres.
Sekarang yang jadi pertanyaanku adalah: apakah Koalisi Keummatan yang sempat digembar-gemborkan kemarin, bukan sesuatu yang serius? Waahh…, kalau benar seperti itu, berarti koalisi ini telah bubar sebelum jadian. Hiikkss, sedihnya.