Tuesday 27 November 2018

Selamat Ulang Tahun MetroTV…! Prabowo-Sandi Yakin Boikot MetroTV?


Dalam pemilihan presiden 2019, terdapat dua pasang kandidat. Nomer urut 1 adalah pasangan yang diusung kubu petahana, yakni Presiden Joko Widodo, yang menggandeng Kiai Ma’ruf Amin. Sementara nomer urut 2 adalah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, jagoannya kelompok oposisi.
Kedua pasangan ini tentu mempunyai tim suksesnya masing-masing. Sebuah tim besar yang terdiri dari kalangan partai politik, mau pun figur-figur profesional yang sengaja di-hiring untuk dapat menciptakan dan menjalankan strategi kampanye yang ciamik.
Timsesnya Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf bernama Tim Kampanye Nasional (TKN). TKN dikomandani oleh pengusaha Erick Thohir. Seorang figur yang belakangan profilnya langsung melesat, karena kesuksesannya dalam menyelenggarakan Asian Games 2018.

Friday 23 November 2018

Kampanye Asbun Bin Blunder Ala Oposisi


Kalau Kiai Ma’ruf Amin sempat terseok-seok lantaran isu mobil Esemka, Pak Jokowi kupikir lebih heboh lagi. Pria asal Solo ini, malah lebih sering menjadi sasaran serangan dari kubu kampret. Ibarat kata, apa pun yang terucap dari Jokowi, pasti akan dibahas. Apalagi jika pernyataannya mengandung istilah yang tidak biasa. Waaah, akan langsung dikuliti habis-habisan!
Sontoloyo dan genderuwo, menjadi dua istilah yang beberapa waktu terakhir begitu menonjol. Bagaimana tidak menonjol…? Lha wong diucapkan oleh Presiden Jokowi?! Sebagai orang Jawa, wajar bila kata-kata tersebut meluncur dari sang presiden. Karena ‘sontoloyo’ dan ‘genderuwo’ adalah istilah yang lumrah dan amat membumi bagi masyarakat Jawa.
Aku tak menaruh heran, kala Pak Jokowi melayangkan cap sontoloyo dan genderuwo kepada para politisi ‘nakal’. Kita ketahui bersama, akhir-akhir ini banyak politisi yang bisanya cuma melemparkan rasa pesimis, ketimbang menebarkan ungkapan positif dan optimisme.

Wednesday 7 November 2018

Dari Polemik ‘Tampang Boyolali’, Siapa yang Paling Diuntungkan?


Ketika berselancar di dunia maya, tak sengaja aku menemukan sebuah berita. Berita tersebut berjudul cukup mencolok: Prabowo Minta Maaf Soal ‘Tampang Boyolali’. Wow..., hanya dari membaca judulnya saja, aku sudah tertarik.
Berita ini berasal dari detik.com. Sebuah media online yang kredibilitasnya lumayan mumpuni. Spontan aku mengklik tautan beritanya. Dan kubaca sampai selesai. Hhmm, isinya nyaris sama seperti judulnya. Prabowo Subianto akhirnya menyampaikan permohonan maaf.
Prabowo Subianto. Pic source: online24jam.com

Ya, permintaan maaf. Atas gonjang-ganjing yang timbul lantaran pidatonya yang menyebut-nyebut daerah Boyolali. Permintaan maaf ini tertera dalam sebuah video yang diunggah oleh koordinator jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi―Dahnil Anzar Simanjuntak―melalui akun Instagram-nya.

Sunday 4 November 2018

Surprise! Lucinta Luna dan Mpok Elly Sugigi Dukung Prabowo-Sandi. Menurutmu…?


Kawan, tidak terasa ya? Hari ini kita sudah menapaki bulan November. Tak lama lagi, tahun 2018 akan segera berlalu. Kemudian datanglah 2019. Tahun yang sepertinya spesial bagi kita semua. Karena kita akan kembali menemui hajatan lima tahunan, yaitu pemilu.
Sesuai rencana, tanggal 17 April 2019 akan dilaksanakan pemilu secara serentak. Artinya, pemilihan untuk anggota DPR atau legislatif, akan diadakan bersamaan dengan pemilihan untuk kepala negara alias presiden.
Coba kamu rasakan. Makin mendekati hari-H pemilu, suasana makin menghangat. Ya, kan…? Semua peristiwa jadi amat sensitif. Bahkan, nyaris segala hal dikait-kaitkan dengan pemilu. Hampir tidak ada yang terlewat, untuk disangkut-pautkan dengan hajatan politik tahun depan. Khususnya pilpres.

Thursday 1 November 2018

PAN Hattrick! Bupati, Gubernur, dan Wakil Ketua DPR-nya Jadi Tersangka Korupsi. Fiuuhh…


Kita tahu, Setya Novanto pernah menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun jabatan ini harus ditanggalkan oleh politisi Partai Golkar tersebut. Karena dirinya menjadi tersangka kasus korupsi KTP elektronik (e-ktp). Papa Setnov pun tak lagi menjadi ketua dewan, dan digantikan oleh Bambang Soesatyo.
Mendengar fakta ini, reaksi kita barangkali sudah biasa-biasa saja. Karena sebagai rakyat, kita sudah terlampau sering mendengar berita penangkapan anggota dewan lantaran terjerat kasus korupsi.
Ya, mungkin kita sudah tak begitu peduli. Ketika terdapat anggota DPR yang tersangkut korupsi. Entah itu anggota DPR pusat, maupun yang berada di daerah. Rasanya seperti silih berganti, para anggota dewan yang harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lalu dengan tergopoh-gopoh, mereka terlihat keluar dari gedung KPK dengan mengenakan rompi oranye.