Tuesday 31 July 2018

Dear Neno Warisman, Anda Sedang Melakukan Panjat Sosial…? Iyuuuhh?!


Apa yang muncul di benakmu kala mendengar nama Neno Warisman…? Akhir-akhir ini Neno Warisman memang cukup ramai dibicarakan. Hal itu lantaran sepak terjangnya di kampanye #2019GantiPresiden. Ya, Neno memang menjadi salah satu tokoh yang getol menyuarakan kampanye tersebut.
Siapa yang tidak kenal dengan kampanye yang satu itu? Kampanye yang pada intinya menunjukkan ketidaksukaan kepada presiden Joko Widodo. Tentunya ada banyak alasan yang melatarbelakangi lahirnya kampanye ganti presiden ini. Namun ada satu yang pasti: tidak ingin Jokowi kembali memimpin Indonesia di 2019 besok.
Bah…! Kampanye ini pastilah sarat akan muatan politis. Terang saja, wong kreatornya adalah Mardani Ali Sera. Mardani adalah kader PKS. Dan PKS adalah parpol yang menjadi oposisi di pemerintahan Jokowi. Hmm, nggak heran lagi deh.



Sunday 29 July 2018

Penangkapan Zainudin Hasan dan Kejamnya Framing Media


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak pernah absen dari sorotan utama. Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukannya sering menjadi perbincangan hangat. Sejumlah terduga penerima rasuah selalu menjadi perhatian, tatkala mengenakan rompi berwarna oranye. Rompi KPK yang ‘keramat’ itu.
Tak sedikit figur-figur populer yang akhirnya harus menahan malu. Lantaran harus memakai rompi oranye ketika keluar dari gedung KPK di Jakarta. Bagiku, ada beberapa tokoh menonjol, yang berkesempatan ‘mencicipi’ rompi tersebut.
Sebut saja politisi Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Lalu Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar. Disusul Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho. Dan Gubernur ganteng dari Jambi, Zumi Zola.



Tuesday 24 July 2018

PKS Bakal Berkampanye dengan Gaya ‘Burung Terbang’. Hihi, Burung yang Mana Nih…?


Apa yang terlintas di benakmu kala mendengar kata PKS diucapkan? Yang standar sih pasti bilang kalau PKS itu salah satu partai politik di Indonesia. Ada pula yang nyebut kalau PKS itu parpol reformasi. Karena lahirnya di tahun 1998, tak lama setelah Soeharto tumbang.
Namun di luar jawaban-jawaban standar seperti di atas, pasti ada diantara kalian yang memandang miring kepada partai ini. Iya ‘kan…? Nggak masalah sih. Toh, setiap orang bebas dengan persepsinya masing-masing.
Logo PKS. Pic source: politiktoday.com

Perihal stigma negatif yang disematkan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tentu ada sebabnya. Masih ingatkah kamu dengan kasus korupsi yang cukup heboh di 2013 lalu? Kasus itu terkait suap impor daging sapi. Tak tanggung-tanggung, ketua umum PKS dianggap terlibat dalam kasus ini.

Friday 20 July 2018

Menurut Dirly ‘Idol’, Pasangan Ideal untuk Jokowi adalah Prabowo. Kenapa Bukan HT Saja Sih?!


Tak salah memilih Mata Najwa menjadi salah satu tayangan yang tidak boleh dilewatkan dari layar televisi. Acara berdurasi satu setengah jam ini, nyaris selalu menghadirkan topik-topik yang menarik. Bagiku, menarik tidak harus ‘berat’.
Kadangkala, hal yang terasa remeh-temeh, malah menjadi sesuatu bahasan yang perlu untuk kita ketahui. Contohnya seperti episode Mata Najwa pada Rabu, 18 Juli kemarin. Najwa Shihab menyajikan topik yang cukup menggelitik: #MataNajwaMendadakCaleg
Caleg. Calon legislatif. Istilah ini mulai populer beberapa waktu belakangan. Hal ini lantaran KPU telah membuka pendaftaran bagi parpol, yang hendak mengajukan caleg untuk berlaga di pemilu 2019.

Tuesday 17 July 2018

Dear Pak Jokowi, Tolong Siapkan Pawang Hujan Buat Asian Games. Ndak Guyon Lho Ini?!


Sebulan terakhir, kita semua dimanjakan oleh perhelatan olahraga terbesar di muka bumi. Ya, di Rusia sono diadakan Piala Dunia. World Cup yang menjadi hajatan terakbar di jagat sepak bola, telah sukses diselenggarakan. Prancis menjadi kampiun di edisi tahun ini. Menggenapi gelar negeri anggur itu dengan torehan dua kali juara dunia. Setelah sebelumnya pernah mereka ukir di edisi 1998.
Sekarang, Piala Dunia sudah selesai. Channel Trans TV yang sebulan terakhir amatlah akrab dengan remote control, tampaknya bakal kembali tergeser. Lha bagaimana tidak…? Karena di luar siaran Piala Dunia, tayangan di Trans TV didominasi acara ‘haha-hihi’ dan misteri. Wuaduuhh.



Baiklah. Mari mulai lupakan segala euforia terkait World Cup di Rusia kemarin. Karena aku ‘sepakat’ dengan pernyataan Pak Prabowo. Dia ‘kan pernah bilang kalau ndak suka dengan tayangan Piala Dunia. Alasannya…? Karena ndak ada Indonesia di ajang tersebut.

Saturday 14 July 2018

Pasca Bebas Nanti, Mungkinkah Ahok Bisa Meneruskan Karier Politiknya…?


Ya, tetiba pertanyaan di atas terlontar di benakku. Seusai bebas nanti, apakah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih bisa meneruskan karier politiknya? Apakah kemungkinan itu masih tersedia…?
Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok. Pic source: news.detik.com
 
Pertanyaan mengenai masa depan Ahok itu, muncul karena dipicu sejumlah hal. Beberapa hari yang lalu, aku membaca sebuah berita di media online. Berita itu mengangkat seseorang yang bernama Sam Aliano. Pun, pria ini sempat diundang dan hadir di episode Mata Najwa, pada 4 Juli yang lalu.
Setelah aku searching sana-sini, ternyata Sam Aliano ini seorang pengusaha. Wajahnya memang sama sekali tidak terkesan Indonesia. Karena ia katanya mempunyai darah Turki. Sehingga raut mukanya terkesan Eropa, terlebih hidungnya yang mancung. Huuft, bikin iri.

Tuesday 10 July 2018

Gegara Reaksinya Atas TGB, Aku ‘Stalking’ Instagram-nya Mbah Amien Rais. Kamu Mau Follow…?

Suasana menjelang pendaftaran untuk pemilu presiden 2019 sudah mulai menghangat. Semua kubu mulai berjibaku. Lobi-lobi semakin kentara. Aneka perbincangan ke arah deal-deal politik kian bertambah intensitasnya. Ya, semua kekuatan politik nasional sudah harus menyongsong fase pendaftaran bakal capres, yang tinggal menghitung hari.
Detik ini, kabar burung yang kudengar dari linimasa medsos, Presiden Joko Widodo telah mengantongi nama bakal cawapres. Seperti yang kita ketahui bersama, sebagai petahana Pak Jokowi sepertinya tetap bakal ikut serta di pilpres tahun depan.
Pria asal Solo ini boleh woles. Karena sejumlah partai politik sudah bersedia memberikan dukungan kepadanya. Hal ini membuat langkahnya kian mulus untuk menapaki pilpres 2019.

Sunday 8 July 2018

Dear Demokrat, Emangnya Cuma AHY yang Layak Ikut Pilpres? Ibas atau Kader Lainnya Gimana…?


Menurut jadwal, bulan Agustus sudah ada pendaftaran untuk peserta pemilu presiden 2019. Kalau tidak ada perubahan peraturan, maka presidential threshold tetap berlaku. Hal ini membuat setiap partai politik harus melancarkan lobi-lobi. Agar deal-deal politik bisa terwujud.
Masing-masing kubu yang hendak bertarung di pilpres, sudah mulai bermain mata. Ketika melirik ke sebelah kanan tidak membuahkan hasil, maka mata langsung melirik ke sebelah kiri. Siapa tahu. Dari pandangan sebelah kiri, ada gayung yang bersambut. Tidak bertepuk sebelah tangan.
Anggap saja, kubu yang muntup-muntup hendak terjun ke arena pilpres adalah sama seperti kelompok yang meramaikan pilkada DKI Jakarta di 2017. Kala itu, ada tiga kelompok yang akhirnya mengajukan jagoannya untuk merebut kursi DKI 1 dan DKI 2.

Thursday 5 July 2018

Benarkah Tuan Guru Bajang NTB Mendukung Jokowi di Pilpres? Wah, Semua Akan ‘Jokowi’ Pada Waktunya!


Mata Najwa edisi Rabu, 4 Juli kemarin, membahas satu isu yang bagiku amatlah menarik. Tak cuma menarik. Namun krusial. Bertajuk Pasar Bebas Capres. Dari judulnya, kamu sudah bisa menebak seperti apa materi bahasan yang ditampilkan. Yapp, musim copras-capres sudah dimulai.
Hal ini tidak terlepas dari pilkada serentak yang baru saja usai. Hasil dari pilkada di sejumlah daerah, mau tak mau menjadi data yang bisa digunakan oleh segenap parpol, sebagai persiapan menuju pemilu 2019.
Ya, pemilu 2019 sudah di depan mata. Tidak hanya pemilu untuk memilih anggota legislatif yang baru. Namun juga pemilu yang lebih ‘seksi’. Lebih menarik di mata kita semua sebagai rakyat Indonesia. Yakni pemilihan presiden untuk masa bakti 2019-2024.

Tuesday 3 July 2018

Demokrat Akan Usung JK-Agus Yudhoyono. Ini Bakal Serius atau Cuma Gimmick…?


Kontestasi pilkada serentak 2018 telah kita lalui bersama. Proses perhitungan suara untuk masing-masing daerah sedang mendekati final. Banyak elit politisi yang menganggap hasil pilkada ini sebagai gambaran awal. Gambaran peta politik menjelang pilpres 2019.
Agus Yudhoyono. Pic source: wow.tribunnews.com

Kupikir tidak ada yang salah dengan anggapan tersebut. Meski sebenarnya, kemenangan seorang calon maupun parpol tertentu di sebuah daerah atau provinsi, tidak sepenuhnya menjamin bahwa di pemilu tingkat nasional, bakal menelurkan hasil serupa.
Hasil quick count pilkada di sejumlah provinsi, menjadi dasar bagi kalangan elit parpol untuk mulai memasang kuda-kuda. Hasil pilkada setidaknya bisa digunakan untuk mengukur. Seberapa kuat posisi sebuah parpol di suatu daerah atau provinsi.

Monday 2 July 2018

Menggerutu Lantaran Pertamax Naik, Padahal Sehari-hari ‘Minum’-nya Premium. Kamu Butuh Teman Curhat?


Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018, baru saja kita lalui. Saat ini, proses penghitungan manual masih berlangsung. Sebagian diantara kita pasti sedang harap-harap cemas. Siapakah sosok walikota, atau bupati, atau gubernur, yang bakal menjadi pelayan di daerah kita masing-masing.
Pilkada yang berlangsung pada 27 Juni kemarin, beberapa diantaranya dihiasi oleh quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Hasil quick count-nya pun telah dirilis. Nyaris tak lama seusai coblosan berakhir di setiap tempat pemungutan suara.
Dari hasil hitung cepat tersebut, ada pihak yang menyambutnya gembira. Ada pula pihak yang meringis, pun menangis. Seperti kontestasi pada umumnya. Selalu ada yang menang. Dan yang lainnya harus kalah. Dalam kompetisi, tidak pernah ada dua pemenang. Juara hanyalah satu.