Tuesday 31 July 2018

Dear Neno Warisman, Anda Sedang Melakukan Panjat Sosial…? Iyuuuhh?!


Apa yang muncul di benakmu kala mendengar nama Neno Warisman…? Akhir-akhir ini Neno Warisman memang cukup ramai dibicarakan. Hal itu lantaran sepak terjangnya di kampanye #2019GantiPresiden. Ya, Neno memang menjadi salah satu tokoh yang getol menyuarakan kampanye tersebut.
Siapa yang tidak kenal dengan kampanye yang satu itu? Kampanye yang pada intinya menunjukkan ketidaksukaan kepada presiden Joko Widodo. Tentunya ada banyak alasan yang melatarbelakangi lahirnya kampanye ganti presiden ini. Namun ada satu yang pasti: tidak ingin Jokowi kembali memimpin Indonesia di 2019 besok.
Bah…! Kampanye ini pastilah sarat akan muatan politis. Terang saja, wong kreatornya adalah Mardani Ali Sera. Mardani adalah kader PKS. Dan PKS adalah parpol yang menjadi oposisi di pemerintahan Jokowi. Hmm, nggak heran lagi deh.




Mardani tidak seorang diri. Ada sejumlah figur yang turut dalam barisannya. Salah satunya ya si Neno Warisman itu. Seorang penyanyi dan aktris di era 1980-an. Namun sejak mundur dari dunia hiburan, Neno lebih dikenal sebagai aktivis dan mengubah penampilannya dengan mengenakan jilbab.
 Baru saja, Neno Warisman santer dibicarakan. Malam minggu kemarin, nama perempuan ini tiba-tiba nyempil menjadi salah satu trending di linimasa Twitter. Fiuuhh…, apa lagi yang dilakukan Neno, hingga ia mampu menjadi perbincangan hangat di media sosial?
Setelah aku membaca-baca cuitan para warganet, ternyata ada satu insiden yang menimpa Neno Warisman, kala ia bertandang ke Batam. Di bandara Hang Nadim, Neno dihadang oleh sejumlah orang. Orang-orang ini menolak kehadiran Neno di tanah Batam.
Neno Warisman. Pic source: merahputih.com

Lalu apa, tujuan Neno datang ke Batam…? Ternyata ia hendak menghadiri sebuah acara, dan di acara tersebut bakal terselip kampanye #2019GantiPresiden. Ckckckkk, pantas saja ada penolakan. Orang niatnya datang ke Batam sudah ndak baik…?!
Kita bisa membahas insiden Neno Warisman dari banyak sisi. Perihal penghadangan yang dilakukan orang-orang tersebut di area bandara, kalau menurutku memang tidak begitu tepat. Karena bagaimana pun juga, bandara adalah fasilitas umum yang memegang posisi cukup vital.
Tetapi alasan yang membuat orang-orang ini bergerak untuk menolak kehadiran Neno Warisman, aku sepakat seratus persen! Ketika menghadiri acara di Batam, Neno pasti bakal melancarkan agendanya untuk mengobarkan semangat ganti presiden.
Tentu tidak ada yang salah dengan semangat tersebut. Karena pilihan politik seseorang memang tidak bisa dipaksakan. Jika memang Neno dan kawan-kawannya tidak menyukai Jokowi dan ingin ada presiden baru di 2019, itu adalah haknya untuk bersuara.
Tetapi yang salah dari kampanye ini adalah: waktu yang tidak tepat. Ya bagaimana tidak tepat…?! Orang tahapan pemilihan presiden belum dimulai, kok! Ehh, si Mardani dan konco-konconya ini mau curi start duluan?! Nggak adil, dong.
Penolakan warga Batam yang menghadang Neno Warisman agar tidak menjejakkan kaki di kotanya, menurutku masuk akal. Mereka tidak ingin ada kegiatan yang berpotensi memicu kegaduhan dan perpecahan di tengah masyarakat Batam.
Jadi, buat para dedengkot gerakan ganti presiden. Pliiiss?! Mbok ya bisa menahan diri. Toh, sebentar lagi tahapan pemilihan presiden 2019 bakal dimulai. Dan ketika masa kampanye telah dimulai, monggo…, mau teriak-teriak sampai mampus itu terserah Anda sekalian.

Neno Warisman Sedang Melakukan Panjat Sosial…?
Terus terang, sepak terjang Neno Warisman sanggup mencuri perhatianku belakangan ini. Wanita ini bahkan lebih dapat menyedot perhatian, ketimbang sang kreator ganti presiden, Mardani Ali Sera.
Sejak kampanye ganti presiden naik daun, sosok Neno Warisman ikut terkerek naik. Ngomongin gerakan ganti presiden, rasanya jadi kurang afdol jika tidak ngomongin tentang Neno juga.
Perempuan ini kemudian menjadi pergunjingan netizen, karena diduga mempunyai hubungan khusus dengan Mardani. Tetapi sepertinya itu hanyalah gosip belaka. Atau…, entahlah. Cuma Tuhan dan mereka sendiri yang tahu. Apakah rumor tersebut benar adanya atau hanya isapan jempol belaka.



Sebagai tokoh yang berada di garda terdepan jargon #2019GantiPresiden, Neno pun harus menerima serangan dari kubu pro-Jokowi. Kasusnya soal penipuan biro travel umroh, kembali mengemuka. Kasus ini digunakan sebagai amunisi untuk memukul balik Neno Warisman.
Neno juga sering menjadi headline di media. Belum lama ini, mobilnya mengalami kebakaran. Spekulasi pun beredar kencang. Ada yang mengembuskan isu, kalau mobil Neno sengaja dibakar oleh oknum yang tidak menyukai dirinya dan gerakan ganti presiden.
Tidak hanya soal mobil terbakar. Awal Juli kemarin, Neno juga menjadi sorotan publik. Perempuan ini hadir dalam sebuah acara jalan sehat di Solo. Dan uniknya, massa dari acara tersebut sempat berkumpul di depan gerai Markobar milik Gibran, anak Jokowi.
Karena kejadian inilah, akhirnya Neno Warisman dan acara di Solo itu menjadi bahan bully-an netizen. Kampanye ganti presiden tersebut dianggap tidak pantas dan tidak etis. Wong yang mau diganti Jokowi, ehh yang disasar kok usaha milik anaknya. Ya jaka sembung…?!
Selanjutnya terkait peristiwa mutakhir di Batam. Dimana Neno ditolak oleh sejumlah warga di bandara. Bisa ditebak. Wanita ini akan bertindak play victim. Sebagai aktris di usia mudanya, Neno tentu tidak kesulitan untuk ‘berakting’ merasa terdzolimi. Uhh, memuakkan…!
Aku jadi mengira-ngira sendiri. Dari sejumlah peristiwa yang kusebutkan di atas, apa sebenarnya motif dari si Neno Warisman ini…?! Kok bagiku, ia sedang melakukan social climbing yaa…? Sedang berupaya untuk memanjat sosial.
Kariernya sebagai artis sepertinya sudah lama berakhir. Kurasa, tidak banyak orang yang tahu lagu-lagu yang pernah dibawakan oleh Neno Warisman di masa lalu. Bahkan, ia tidak pernah diundang ke acara Golden Memories miliknya Indosiar.
Hal ini sedikit banyak menandakan, ia tidak begitu populer sebagai artis dari era lawas! Oleh sebab itu, ia terjun ke gerakan ganti presiden. Selain karena alasan pilihan politik, barangkali Neno Warisman juga sedang berusaha untuk menaikkan pamornya kembali. Huuh. 
Well, semua uraian di atas adalah opiniku semata. Kamu boleh setuju, boleh juga tidak. Toh, freedom of speech, kan...? Sama seperti para pelaku kampanye ganti presiden itu. Mereka teriak-teriak ganti presiden, alasannya adalah kebebasan berpendapat.