Sunday 8 July 2018

Dear Demokrat, Emangnya Cuma AHY yang Layak Ikut Pilpres? Ibas atau Kader Lainnya Gimana…?


Menurut jadwal, bulan Agustus sudah ada pendaftaran untuk peserta pemilu presiden 2019. Kalau tidak ada perubahan peraturan, maka presidential threshold tetap berlaku. Hal ini membuat setiap partai politik harus melancarkan lobi-lobi. Agar deal-deal politik bisa terwujud.
Masing-masing kubu yang hendak bertarung di pilpres, sudah mulai bermain mata. Ketika melirik ke sebelah kanan tidak membuahkan hasil, maka mata langsung melirik ke sebelah kiri. Siapa tahu. Dari pandangan sebelah kiri, ada gayung yang bersambut. Tidak bertepuk sebelah tangan.
Anggap saja, kubu yang muntup-muntup hendak terjun ke arena pilpres adalah sama seperti kelompok yang meramaikan pilkada DKI Jakarta di 2017. Kala itu, ada tiga kelompok yang akhirnya mengajukan jagoannya untuk merebut kursi DKI 1 dan DKI 2.

Barangkali ungkapan ini terlalu berlebihan. Namun tak bisa dipungkiri. Pemilihan gubernur Jakarta pada 2017 kemarin, aromanya sudah seperti pemilihan presiden. Tiga kubu yang berjibaku untuk menggaet suara warga ibukota, merepresentasikan tiga kekuatan ‘utama’ politik nasional saat ini. Jika aku salah, mohon disanggah.



Kubu yang pertama adalah kubu PDI Perjuangan. ‘Dalang’ dari kubu PDIP, sudah pasti the one and only: Megawati Soekarnoputeri. Sebagai parpol yang sedang berkuasa secara nasional, PDIP mengajukan petahana Basuki ‘Ahok’ untuk kembali bertarung di pilkada Jakarta.
Berlanjut ke kubu yang kedua. Kubu ini dimotori Partai Gerindra, dan PKS. Calon yang diajukan adalah mantan Mendikbud Anies Baswedan. Di luar dugaan, Anies yang menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawagub, tiba-tiba keluar sebagai pemenang di pilgub putaran kedua.
Kemudian di kubu ketiga, ada Partai Demokrat. Kelompok yang menguasai Indonesia di periode 2004-2014 tersebut, rupanya tidak mau ketinggalan. Mereka terjun ke kancah pilgub DKI, dengan membawa seorang ‘anak muda’. Anak muda ini adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY…? Hhmm, kita memang tidak bisa menebak, bagaimana jalan hidup seseorang. Sebelum pilgub DKI, mungkin sebagian diantara kita akan berharap, bahwa AHY yang merupakan putra sulung dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bakal memiliki karier yang cemerlang di ranah militer.
Agus Yudhoyono (AHY). Pic source: jawapos.com

Awalnya pria ini diyakini tidak akan cawe-cawe ke dunia politik praktis. Setidaknya hingga ia sudah berusia paruh baya atau sudah berpangkat jendral dan bersiap pensiun dari kemiliteran. Karena bagaimana pun juga, sudah ada Edhie ‘Ibas’ Yudhoyono. Putra bungsu SBY yang nyata-nyata telah lama berkecimpung di internal Partai Demokrat.
Tetapi pilgub DKI 2017 telah membuyarkan semua angan-angan itu. AHY lebih memilih melepas seragam tentaranya, dan turut berlaga untuk memperebutkan kursi tertinggi di pemerintahan ibukota.

Emangnya Cuma AHY yang Layak Ikut Pilpres? Ibas atau Kader Lainnya Gimana…?
Semua sudah tahu, bagaimana nasib AHY di pilkada Jakarta tahun lalu. Di putaran pertama, ia harus mengakui keunggulan Ahok dan Anies. AHY harus mengubur impiannya untuk menjadi gubernur di ibukota Indonesia.
Berakhirkah karier politik AHY yang barusan dimulai tersebut…? Tentu tidak! Karena SBY sebagai ayah, tidak akan membiarkan anak sulungnya ini jobless. Betul, ‘kan? Hehe.



Untuk menghadapi pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019, Demokrat lantas memberikan amanah istimewa untuk AHY. Yaitu menjadi Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma).
Aku jadi puyeng. Kalau AHY jadi ketua Kogasma, dan Ibas jadi ketua Komisi Pemenangan Pemilu (KPP), lalu dua pos ini bedanya apa…? Mending kamu baca artikel dari detik.com ini saja. Biar nggak bingung, hihi.
Selain dipercaya menjadi ketua Kogasma, Demokrat juga tidak pernah lelah untuk mengajukan AHY sebagai tokoh alternatif di pilpres 2019. Formula jualannya sih beda-beda tipis kayak waktu di pilgub DKI kemarin. Yakni dengan menonjolkan bahwa AHY itu muda, enerjik, rupawan, cerdas, dan pokoknya…, sosok baru yang dibutuhkan oleh Indonesia sekarang!
Cieilaahhh…, aku angkat topi untuk Demokrat. Partai berlambang mercedes benz ini barangkali sudah menebalkan kuping. Tak mau ambil pusing dengan segala nyinyiran yang dialamatkan kepada AHY. Pokoknya Demokrat cuma mau satu: AHY harus menjadi kandidat di pilpres 2019…!
Mau jadi calon wakil presiden (cawapres) monggo. Mau jadi capres, waaah, alhamdulillah sekali?! Tetapi sayangnya, sampai detik ini belum ada yang memastikan AHY bakal menjadi kandidat di pilpres. Ya, Demokrat tidak bisa mengusungnya seorang diri. Harus ada parpol lain yang turut memberikan dukungan.
Well, sebagai rakyat biasa sih aku cuma bisa mengucapkan ‘selamat berjuang’ untuk Demokrat. Yaa…, pendaftaran capres masih ada waktu sebulan. Masih banyak kemungkinan yang dapat terjadi.
Hanya saja dari awal aku heran. Kenapa Demokrat begitu ngebet ingin mencalonkan AHY di pilpres 2019…? Tak adakah kader lainnya yang barangkali lebih senior dan mumpuni? Ibas misalnya? Kan adiknya AHY ini lebih dulu terjun di dunia politik. Harusnya lebih banyak makan asam garam, ‘kan…?!