Friday 31 August 2018

Neno Warisman: ‘Atlet’ #2019GantiPresiden yang Paling Banyak Dapat Medali Emas!


Kita semua sedang larut dalam euforia pelaksanaan Asian Games 2018. Tak hanya sebagai tuan rumah. Untuk urusan pencapaian para atlet, kita patut berbangga. Karena atlet-atlet Indonesia yang terjun di pesta olahraga terakbar di benua Asia ini, sanggup menorehkan prestasi.
Ya, detik di saat aku menulis artikel ini, Indonesia bertengger di urutan keempat dalam klasemen perolehan medali. Para pejuang Merah Putih, telah menggondol setidaknya 30 medali emas. Belum lagi medali perak dan perunggunya. Ini benar-benar amazing…?!
Mengejutkan. Benar-benar mengejutkan. Sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Games, baru edisi 2018 ini perolehan medali emasnya awur-awuran. Cabang olahraga yang mencolok tentu saja pencak silat. Karena silat telah menyumbang 14 emas. Selain itu, patut disorot cabang sport climbing dan paragliding. Dua cabang olahraga yang tak begitu populer, namun berhasil ‘berbicara’ di Asian Games kali ini.



Selama sepuluh hari terakhir, linimasa media sosial selalu berisik dengan serba-serbi seputar para atlet Asian Games. Segenap masyarakat bahu-membahu mendukung aksi para pahlawan olahraga. Yang berdomisili di Jakarta dan Palembang, bisa menonton langsung bagaimana perjuangan para atlet.
Tetapi buat masyarakat lainnya, harus berbesar hati hanya menonton melalui layar televisi. Lalu mengekspresikan dukungannya melalui berbagai saluran medsos. Linimasa medsos akan riuh, tatkala ada atlet yang sedang berjibaku di medan pertandingan. Terutama pada cabang olahraga ‘besar’ macam sepakbola, badminton, basket, atau voli indoor.
Terlebih jika para atlet ini sanggup menngalahkan lawan-lawannya, dan mencapai posisi tertinggi. Lihatlah di badminton. Asian Games 2018 telah membuat pasangan Minions, Kevin Sanjaya-Marcus Gideon semakin populer, lantaran mereka telah berhasil merebut medali emas.
Dan yang paling fenomenal dari bulutangkis, muncul sosok Jonatan Christie. Pemain muda ini, sukses mempersembahkan emas tunggal putra untuk Indonesia! Dengan perawakan yang ideal, ditambah prestasi yang mentereng, si Jojo juga sukses membuat para wanita klepek-klepek. Jadilah Jonatan Christie sebagai media darling terbaru bagi kaum hawa.
Kita beralih ke cabang voli indoor. Khususnya di tim wanita. Ada nama Aprilia Manganang, yang kepopulerannya melesat bak roket. Tim putri memang belum beruntung untuk lolos ke semifinal. Namun publik telah dibuat jatuh hati dengan aksi beringas dari Manganang. Pemain yang satu ini memang terkesan tomboy. Namun performanya di lapangan sungguh memukau. Serius!
Selain Jojo dan Manganang, atlet yang kemudian semakin kondang adalah Lalu M. Zohri. Meski ia gagal di nomer 100 meter individu, Zohri bersama M. Fadlin, Bayu Kertanegara, dan Eko Rumbawan, berhasil merebut medali perak di nomer estafet 4x100 meter. Lumayan kan bray…, Asia lho ini?!
Jonatan Christie, Aprilia Manganang, atau pun Zohri adalah tiga dari sekian banyak atlet yang belakangan menjadi trending, khususnya di linimasa medsos. Sejenak, para atlet ini sanggup mengalihkan perhatian kita semua dari balada pilpres 2019. Kita (yang masih waras) akan bersatu, untuk semata mendukung perjuangan para atlet di ajang nomer dua setelah Olimpiade itu.

Neno Warisman: Atlet #2019GantiPresiden yang Paling Banyak Dapat Medali Emas!
Belakangan linimasa medsos memang dihiasi oleh segala hal terkait Asian Games. Namun bukan berarti urusan lainnya tidak tersorot. Para atlet boleh saja telah mengumpulkan banyak pundi medali. Tetapi urusan pilpres 2019 tetaplah menarik untuk disimak.
Gerakan #2019GantiPresiden telah menjadi satu kampanye yang menurutku cukup efektif. Didengungkan pertama kali oleh politisi PKS, Mardani Ali Sera. Tujuan utama gerakan ini pastilah sesuai dengan namanya. Yakni tak lagi menginginkan Joko Widodo menjadi presiden Republik Indonesia.
Mardani tidak seorang diri. Ada banyak tokoh yang membebek di belakangnya. Mereka semua kompak menyerukan ganti presiden di pemilu 2019. Yaahh…, anggap saja mereka semua adalah haters-nya Jokowi.
Neno Warisman. Pic source: redaksiindonesia.com

Namun dari sekian banyak tokoh simpatisan gerakan #2019GantiPresiden, ada satu yang mencolok. Figur yang satu ini bahkan berkibar-kibar dengan gagahnya di angkasa, melebihi sepak terjang tokoh lainnya. Dialah Neno Warisman.
Eeww…, sejujurnya aku agak muak untuk membahas orang yang satu ini. Di artikel yang kutulis sebelumnya, aku pernah menyebut Neno Warisman sedang ber-social climbing. Bagiku, Neno tidak sekadar berkampanye ganti presiden untuk 2019 besok. Tetapi ia turut berupaya untuk mengerek kembali popularitasnya!

Aku tak peduli dengan segala ocehan miring yang tidak setuju dengan pendapatku tersebut. Ada banyak alasan, hingga membuatku menyebut Neno Warisman sedang memanjat sosial.
Dari sepanjang perjalanan kampanye #2019GantiPresiden, menurutku Neno Warisman merupakan tokoh yang paling banyak disorot. Popularitas wanita ini bahkan melebihi sang deklarator gerakan: Mardani PKS.
Akhirnya, semua yang berkaitan dengan Neno menjadi headline di media. Ada sejumlah peristiwa, yang membuat segala perhatian sontak tertuju kepadanya. Perempuan ini dicibir, lantaran terlibat dalam kampanye ganti presiden di Solo, yang diadakan di depan kedai Markobar milik Gibran, putra Jokowi.
Pernah juga, mobil Neno yang terparkir di depan rumahnya terbakar. Peristiwa ini kemudian menjadi isu yang menimbulkan banyak persepsi. Ada pula yang meniupkan isu bahwa Neno mempunyai hubungan khusus dengan Mardani Ali Sera. Gosip cooyy!



Belum lagi soal kasus yang pernah menimpa Neno di masa lalu. Kasus terkait biro travel umroh lantas kembali diungkit-ungkit. Semata untuk meng-counter sepak terjang Neno yang mulai ‘tidak menyenangkan’.
Namun yang lebih mencengangkan, ketika Neno Warisman mendapat penolakan di Batam. Di kota ini, ia mempunyai agenda untuk berkampanye ganti presiden. Tetapi jalan yang ditempuhnya harus terjal. Wanita ini menerima penolakan, bahkan saat pertama menjejakkan kaki di bandara. Fiuuhh.
Hei hei…, rupanya penolakan terhadap Neno masih berlanjut. Yang masih anget, wanita ini kembali menyulut gejolak di Pekanbaru, pada Sabtu, 25 Agustus kemarin. Neno ditolak untuk memasuki kota Pekanbaru, oleh massa yang kontra dengan gerakan ganti presiden.
Dari sini muncullah drama yang baru. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, Neno tidak bisa melanjutkan aktivitasnya di Pekanbaru. Ia diterbangkan kembali ke Jakarta. Nah, di penerbangan inilah Neno kembali menghadirkan kontroversi.
Dari rekaman amatir seorang penumpang yang satu pesawat dengannya, Neno diketahui menggunakan alat komunikasi yang biasa dipakai awak pesawat untuk mengumumkan sesuatu.
Inilah yang menimbulkan ‘kekesalan’ baru terhadap Neno Warisman. Sebagai penumpang biasa, ia tidak mempunyai otoritas untuk memakai alat yang dikhususkan untuk keperluan selama penerbangan tersebut.
Bahkan maskapai Lion Air menjadi kelabakan lantaran insiden ini. Lion Air dituding memberikan kelonggaran kepada Neno untuk ‘berkampanye’ melalui alat komunikasi di dalam pesawat. Lion Air pun membantah tudingan tersebut. Seperti ini, respons dari pihak Lion Air:
Press release dari Lion Air Group. Source: twitter.com/lionairgroup

Ckckckkk…, dari press release yang dikeluarkan Lion Group di atas, aku terhenyak dengan kalimat-kalimat terakhir. Peristiwa pemberian alat komunikasi kepada Neno untuk berbicara kepada penumpang lainnya, berbuntut menyedihkan.
Insiden ini dianggap menyalahi aturan penerbangan. Baca press release di atas. Dan imbasnya, para awak di penerbangan yang membawa Neno, harus menerima akibatnya. Ada sanksi yang harus mereka jalani.
Duuhh, Neno Neno…?! Sepak terjangmu telah menyusahkan orang lain! Sekarang apa yang hendak kau tuai? Bukannya simpati yang kau dapatkan. Tetapi malah antipati! Benci sama Jokowi itu adalah hakmu. Tetapi caramu harus elegan, dong…?! Tolonglah, jangan menimbulkan polemik di daerah-daerah.
Pikiranku jadi berimajinasi. Para atlet nasional telah berhasil mendulang berbagai medali di perhelatan Asian Games. Seandainya gerakan #2019GantiPresiden adalah sebuah cabang olahraga, maka Neno Warisman adalah 'atlet' yang paling banyak meraup medali emas dari cabang itu! Bagiku, kiprah Neno melebihi atlet lainnya seperti Mardani, Mustofa Nahra, atau Ahmad Dhani sekalipun.