Monday 13 August 2018

Kata Orang Gerindra, Polling di Medsos Jokowi Sering Keok. Hahaa, Penting Ya…?


Genderang pemilihan presiden (pilpres) 2019 telah resmi ditabuh. Di hari terakhir pendaftaran capres dan cawapres, dua pasangan akhirnya menyambangi kantor KPU untuk mengajukan diri. Relatif tak ada kejutan. Sebagai incumbent, Presiden Joko Widodo bakal kembali bersua dengan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ini hanyalah ulangan pilpres 2014 lalu.
Jika di calon presiden tidak ada kejutan, lain lagi dengan calon wapres yang digandeng mereka berdua. Di sinilah surprise-nya! Menurut rumor yang kencang beredar, Jokowi akan bersanding dengan Mahfud MD. Namun yang diumumkan Jokowi di Kamis sore, 9 Agustus kemarin, bukanlah pria asal Madura itu. Melainkan KH. Ma’ruf Amin.



Kejutan. Ya…, barangkali para pendukung Pak Jokowi sempat terhenyak, kala mendapati nama Ma’ruf Amin yang dipilih Jokowi untuk bertarung di pilpres 2019. Sebagian besar dari kita tentu mengakui Ma’ruf Amin sebagai salah satu tokoh Islam di negeri ini. Apalagi ia merupakan Ketua MUI. Tetapi tidak membayangkan, lelaki ini duduk sebagai seorang birokrat.

Kita tengok ke pasangan lawan Jokowi. Lagi-lagi Prabowo muncul sebagai ‘musuh bebuyutan’. Soal calon wapres yang bakal digandeng Prabowo, rumor yang beredar tak kalah ramai dengan calon wapresnya Jokowi.
Ada banyak nama yang muncul, yang disodor-sodorkan banyak pihak kepada Prabowo dalam rangka menghadapi pilpres 2019. Parpol-parpol yang mendukung pencalonan Prabowo, masing-masing mengajukan pilihannya. Demokrat dengan Agus Yudhoyono (AHY). PAN dengan Ustadz Abdul Somad (UAS). Dan PKS dengan Salim Segaf Aljufri. Ada pula dari Ijtima’ Ulama dan kelompok PA 212.
Tiga nama yang mengerucut sebagai kandidat wakil Prabowo adalah AHY, UAS, dan Salim Segaf. Banyak orang menduga, Prabowo bakal memilih satu dari ketiganya. Namun apa lacur, di ­last-last minutes malah muncul sosok Sandiaga Uno.
Heuheuheuu…, jadi klop, yaa?! Di kubu Jokowi, cawapres yang menjadi kejutannya adalah Ma’ruf Amin. Sementara di pihak Prabowo, ada Sandi Uno sang wagub Jakarta. Wakil gubernur yang belum ada setahun mengabdi di ibukota.
Pilihan cawapres dari Jokowi maupun Prabowo, tentu terasa mengejutkan. Nyaris tak ada bayangan sama sekali. Sosok seperti Ma’ruf Amin dan Sandi Uno bakal maju sebagai kandidat dalam pilpres tahun depan.
Di kubu Prabowo, nama yang sebelumnya sempat santer bakal diusung adalah Gubernur DKI, Anies Baswedan. Tetapi yang kemudian muncul malah wakilnya, Sandi Uno. Fiuuhh…, benar-benar kejutan.
Pic source: merahputih.com

Keluarnya nama Sandi Uno sebagai bakal cawapresnya Prabowo, bukannya mulus bak jalan tol. Ada kerikil-kerikil yang menghiasi jalan yang dipilih Prabowo, kala akhirnya memutuskan Sandi Uno sebagai pasangan yang digandengnya.
‘Drama’ itu berasal dari wakil sekjen Partai Demokrat, Andi Arief. Di waktu-waktu terakhir menjelang keputusan, ia menebarkan berita yang mencoreng kubu pendukung Prabowo. Menurutnya, ada mahar senilai 1 trilyun untuk PAN dan PKS, agar Sandi Uno mulus sebagai cawapresnya Prabowo.
Bahkan sampai saat ini, isu soal mahar tersebut belum sepenuhnya reda. Demokrat bahkan terkesan tidak ‘melindungi’ Andi Arief, yang notabene adalah kadernya sendiri. Bila isu mahar tersebut dinilai sebagai omong kosong belaka, PAN maupun PKS malah dipersilakan memperkarakan Andi Arief (sumber). Huufftt…, seperti bara dalam sekam.
Jika di internal kubu pendukung Prabowo ada drama yang sedang bergulir, bukan berarti di kubu Jokowi adem ayem saja. Kalau di pihak Jokowi, adanya ‘gejolak’ bukan berada diantara elit parpol-parpol. Melainkan berada di kalangan relawan atau grassroot, alias akar rumput.
Keluarnya sosok Ma’ruf Amin, awalnya sempat dinilai kurang tepat bagi sebagian die hard Jokowi. Mereka lebih memilih figur-figur lain yang dirasa lebih pas untuk menemani Jokowi sebagai pejabat di dunia birokrasi.
Tetapi sebagai rakyat jelata, aku berusaha positive thinking saja. Pilihan yang jatuh kepada seorang KH. Ma’ruf Amin, sudah pasti telah melewati berbagai diskusi dan pertimbangan yang matang. Sudah ada kalkulasi politiknya. Sudah dibayangkan untung ruginya. Jadi…, enjoy ajaa.




Polling di Medsos Jokowi Sering Keok, Penting Ya…?
Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno telah mendaftar ke KPU. Bahkan mereka berempat telah menjalani serangkaian tes kesehatan di RSPAD Jakarta. Apabila tidak ada gangguan kesehatan yang serius, insyaallah mereka berempat bakal menjadi kandidat resmi yang meramaikan pilpres tahun depan.
Ya, tahapan pilpres telah mulai berjalan. Pasangan calonnya sudah terpampang nyata. Sekarang, giliran para pendukungnya yang mulai ‘bekerja’. Kalangan elit parpol sudah mulai berkonsolidasi, untuk menyusun segala keperluan terkait pemenangan paslon.
Sementara rakyat jelata, mulai berjibaku di dunia maya. Ketika muncul nama Jokowi- Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, para netizen yang menjadi pendukung dari masing-masing paslon mulai melancarkan ‘perang’.
Saat ini, dan hingga sekitar 8 bulan kedepan, linimasa medsos akan dijejali berbagai konten terkait pilpres. Entah itu di Facebook, Twitter, dan tak lupa Instagram. Semuanya bakal dihiasi segala pernak-pernik bacotan dari para pendukung.
Well, buat para pendukung petahana, mungkin bisa memulai kampanye dengan memaparkan berbagai prestasi yang dicapai Pak Jokowi. Berbagai pencapaian ini, bisa disampaikan secara intens ke seluruh pelosok negeri, dan menjadi bukti otentik bahwa pemerintahan Jokowi memang benar-benar ‘bekerja’.
Lalu…, apa yang bakal ‘dijual’ oleh kubu Prabowo sebagai penantang Jokowi. Hhmm, coba kalian tanyakan sendiri ke kaum ‘kampret’. Kampret biasanya mempunyai jurus-jurus nyeleneh yang biasa dikoar-koarkan di jagat maya.
Yang paling simpel sih, bikin status-status imaginatif. Bikin postingan yang isinya halusinasi semua. Bahkan tak jarang, para kampret menyajikan hoax. Dan ketika hoax itu diluruskan, si kampret biasanya kabur entah kemana. Basi banget, kan…?!
Screenshot dari detik.com

Aku menemukan sebuah berita dari detik.com, dan sudah aku screenshot di atas. Silakan baca beritanya di sini. Jadi intinya, ada politisi Gerindra yang sudah mulai memainkan tugasnya sebagai promotor Prabowo untuk pilpres nanti.
Dia adalah Andre Rosiade. Menurutnya, Jokowi sebagai petahana belum pernah menang di polling-polling terkait pilpres, yang diadakan melalui medsos. Ya, seperti Twitter misalnya. Siapa pun bisa mengadakan jajak pendapat, dengan instrumen yang telah disediakan oleh Twitter.
Nah, fasilitas inilah yang dimanfaatkan oleh para pendukung, untuk menciptakan sejumlah jajak pendapat. Termasuk menjelang pilpres seperti saat ini. Polling gratisan di Twitter, dapat dimanipulasi sedemikian rupa, agar hasilnya dapat digunakan sebagai bahan untuk ‘menggoreng’ lawan.
Baru-baru ini, Fahri Hamzah telah mengadakan polling di akun Twitter-nya. Sebagai haters Jokowi, sudah pasti hasil pollingnya sungguh tidak bersahabat dengan Jokowi. Hasil polling inilah yang lantas dibesar-besarkan oleh Andre Rosiade. Yaelaahh…
Heran gitu, dengan segala tingkah para oposan. Apa nggak ada jurus yang lebih elegan gitu, untuk menyerang Pak Jokowi…? Ya bayangkan saja. Masa hasil jajak pendapat di Twitter dijadikan patokan yang mewakili suara seluruh rakyat Indonesia. Ya wassalam…?!
Bisa saja yang mengisi polling tersebut adalah netizen yang berjenis kampret. Warganet yang memang bukan pendukung Jokowi. Melainkan para pembencinya. Jadi kesimpulannya…, masih percaya hasil polling di Twitter? Apalagi untuk urusan pilpres? Diiihh!
Pic source: twitter.com/habibthink

Yaps! Screenshot diatas menjadi bukti otentik. Bahwa polling-polling di medsos itu bisa dibeli. Itu tandanya, hasil polling dapat dimanipulasi sesuai keinginan sang pemesan. Jadi, please be smart…!