Sunday 5 August 2018

Caleg dari Figur Selebriti? Ehmm, Kamu Optimis dengan Mereka…?


Musim pemilu 2019 telah dimulai. Ya…, pemilunya memang masih tahun depan. Namun ingar-bingarnya, sudah sangat terasa dari sekarang. Perhatian utama kita barangkali tertuju kepada pemilu presiden. Sebagai petahana, Presiden Joko Widodo digadang-gadang bakal kembali berlaga di pilpres 2019. Lalu yang menjadi pertanyaan, siapakah yang ‘berani’ menantang Pak Jokowi…?
Kita menapak di awal Agustus 2018. Pendaftaran untuk peserta pilpres resmi dibuka. Penasaranku semakin memuncak. Siapa sajakah tokoh yang benar-benar niat untuk maju ke medan pilpres 2019? Kita amati saja dalam beberapa hari ke depan.
Oke, seraya menunggu kejutan di pilpres, tak ada salahnya untuk menengok ke tahapan pemilu lainnya. Selayaknya pemilu lima tahunan, di 2019 kita juga akan memilih para anggota legislatif. Para ‘wakil rakyat’ yang gajinya tentu berasal dari pajak yang kita bayar secara rutin.




Beberapa saat yang lalu, pendaftaran untuk calon-calon legislatif (caleg) telah dilaksanakan. Yang kudengar, ada sejumlah berkas caleg yang bermasalah. Hal ini membuat KPU harus mengembalikan berkas caleg yang bersangkutan. Selain itu, polemik bekas napi koruptor yang dilarang nyaleg juga sempat santer dibahas.
Sebagai rakyat jelata sih, aku tak begitu ambil pusing. Biarlah urusan-urusan teknis terkait pemilu itu menjadi tanggungan para petugas terkait. Aku hanya perlu mengamati satu demi satu para caleg yang ada di dapil (daerah pemilihan) tempatku tinggal. Dan ketika waktunya tiba, akan kucoblos salah satu dari mereka, hihii. Pokoknya aku nggak mau golput!
By the way…, setiap musim pemilu legislatif, partai-partai politik tak pernah absen untuk merekrut kalangan artis. Tak dapat dipungkiri, kaum selebriti mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh kaum lainnya.
Apakah kelebihannya…? So pasti soal ketenaran. Ya, para selebriti tentulah populer. Nama mereka cukup melekat di benak khalayak. Para artis ini, adalah pesohor yang menghibur rakyat melalui berbagai peran. Pun, segala kegiatan mereka nyaris tak pernah terlewat dari sorotan media.
Jadi, amatlah wajar jika kemudian para artis direkrut oleh segenap parpol. Dengan bermodal kepopuleran yang melekat di diri si artis, itu sudah cukup untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Inilah barangkali yang dinamakan pragmatisme politik. Parpol lebih memilih jalan pintas, dengan memanfaatkan para artis. Artis-artis ini lantas di-treatment sedemikian rupa dalam waktu singkat, agar siap menjadi caleg yang bakal berkontestasi di pemilu legislatif.




Caleg dari Figur Selebriti? Optimiskah dengan Mereka…?
Para artis dikenal sebagai pelaku di dunia hiburan. Entah itu sebagai penyanyi, musisi, komedian, aktor, atau pemain sinetron. Bagi masyarakat, image yang kadung tersemat di diri mereka barangkali tidak seberat citra para politisi.
Oleh sebab itu, tatkala ada seorang artis yang hendak terjun ke dunia politik, tentu akan mendapatkan pandangan miring dari masyarakat. Khalayak mungkin akan men-judge, bisa apa sih, artis pake sok-sokan main ke politik…?!
Padahal, setiap orang di negeri ini berhak untuk terjun ke ranah politik. Selagi ia masih tercatat sebagai WNI, ia sah-sah saja untuk berpolitik. Termasuk menjadi caleg misalnya.
Jumat pagi, 3 Agustus kemarin, aku menonton siaran CNN Indonesia. Program yang sedang tayang adalah paket berita, yang dibawakan oleh Prabu Revolusi. Di salah satu segmen, Prabu mengundang dua orang artis, yang resmi menjadi caleg untuk pemilu 2019.
Mereka adalah Tommy Kurniawan dan Thessa Kaunang. Bagi yang belum tahu, Tommy menjadi caleg dari PKB. Sementara Thessa adalah caleg Partai Nasdem. Di dunia hiburan, mereka dikenal sebagai pemain sinetron.
Tommy Kurniawan tampil di CNN Indonesia, 3 Agustus 2018. Screenshot dok.pribadi

Meski CNN cuma menampilkan Tommy dan Thessa dalam satu segmen, namun aku cukup tertarik untuk menonton perbincangan mereka. Rasanya unik saja. Mereka berdua biasanya tampil sebagai aktor. Baik itu di sinetron maupun ftv.
Tetapi pagi kemarin, mereka tidak hanya berlabel sebagai pesohor. Mereka berdua telah resmi menjadi caleg, yang diusung oleh parpol yang berlainan. Sebagai host, tentu Prabu berusaha mengeksplorasi para tamunya ini.
Yah…, kesan pertama yang kutangkap dari Thessa maupun Tommy, mereka berdua masih idealis, seperti selayaknya politisi pemula. Pada intinya, mereka berdua akhirnya mau menjadi caleg, karena mereka ingin berkontribusi lebih kepada negara dan bangsa ini.
Apabila mereka hanya berkutat di dunia artis, mereka tidak bisa berperan lebih. Nah, kalau mereka terjun ke politik, mereka dapat masuk ke dalam ‘sistem’. Ketika berhasil masuk ke dalam sistem, mereka bisa memberikan campur tangan. Campur tangan terkait berbagai kebijakan yang menyentuh rakyat. Kurang lebih seperti itulah, pengakuan yang mereka sampaikan di talkshow CNN Indonesia kemarin.
Thessa Kaunang tampil di CNN Indonesia, 3 Agustus 2018. Screenshot dok.pribadi

Thessa Kaunang misalnya. Sebagai caleg dari kaum perempuan, Thessa mengaku mempunyai agenda khusus. Yakni peningkatan perhatian terhadap kesehatan ibu dan anak. Menarik sih, mendengarnya. Karena Thessa sendiri merupakan seorang ibu. Terlebih, beberapa saat yang lalu ia didera prahara dengan mantan suaminya.
Sementara Tommy Kurniawan, lelaki ini memilih membawa isu terkait olahraga. Tommy yang sudah lima tahun menjadi kader PKB, ingin ‘mengutak-atik’ soal berbagai polemik yang terjadi di kurikulum keolahragaan.
Tetapi ada yang unik dari perbincangan yang ditayangkan CNN kemarin itu. Kenapa CNN hanya menghadirkan caleg artis yang berasal dari parpol pendukung Jokowi…? Ya, PKB dan Nasdem masih setia di barisan pemerintah. Padahal, ada artis lainnya yang menjadi caleg dari parpol-parpol oposisi. Misalnya pasangan Ahmad Dhani dan Mulan Jameela. Keduanya dari Gerindra. Hehee.   
Terlepas bagaimana kapabilitas seorang artis untuk menjadi politisi, itu lain lagi ceritanya. Artis tidak selalu dapat dianggap enteng. Beberapa diantara mereka mempunyai latar belakang pengalaman maupun pendidikan yang menunjang dan menjanjikan.
Di sinilah peran parpol, untuk melakukan pendidikan politik kepada segenap calegnya. Termasuk caleg dari kalangan selebriti. Bahwa pengkaderan itu penting. Agar para caleg tidak sekadar menjadi vote getter. Namun ketika mereka terpilih dan lantas duduk di DPR, mereka sanggup melakukan tugas, sebagaimana selayaknya seorang wakil rakyat.