Sunday 19 December 2010

Honor Pertama

Pengumuman Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) 2006 menjadi momen yang pantang kulupakan. Kusebut diriku amat konvensional. Karena bagiku, menembus SPMB berarti sebuah prestasi. Prestasi sekaligus kebanggaan. Tentu saja, lolos SPMB masih menjadi salah satu harapan tertinggi bagi seorang lulusan SMA seperti aku, kala itu.

Menjejakkan kaki di perguruan tinggi negeri adalah sebuah impian, yang rupanya menjadi kenyataan. Seolah melayang jauh ke awang-awang, ketika mendapati nama lengkapku tertera di papan pengumuman SPMB di salah satu universitas di Malang. Ya, aku mendapatkannya, pekikku girang dalam hati.

Berhasil menuntut ilmu di universitas negeri memang sebuah kebanggaan. Itu yang kumaksud dengan konvensional. Masih kuingat mimik sendu bercampur haru di raut bapak ibuku, saat mengetahui anaknya menjadi salah satu yang beruntung bisa menembus ketatnya ujian SPMB. Karena SPMB identik dengan biaya masuk kuliah yang masih cukup terjangkau, kala itu.

Sunday 14 November 2010

TANPA JUDUL - UNTITLED

Aku sedang menulis di laptop. Ya, laptop. Laptop yang belum sebulan umurnya. Tak terasa, tahun 2009 ini telah berjalan kurang lebih sebulan. Waktu dengan cepat terus berlari. Seakan dikejar-kejar sekawanan anjing yang kelaparan. Anjing-anjing berkutu yang menampakkan taring-taringnya. Dan mulutnya yang dihiasi lendir-lendir air liur yang menjijikkan.
Padahal, sepertinya, aku masih mencium rasa bagaimana aku melihat kembali film Get Married yang diputar di tv saat malam tahun baru silam. Malam dimana katanya tahun 2008 berganti menjadi 2009. Masih juga kuingat, bahwa dimalam itu, bau-bauan mercon dan petasan menghiasi petala langit. Menandakan bahwa tahun baru telah datang. Diiringi berbagai kembang api yang membuat malam layaknya siang hari yang bertabur cahaya kemilauan.
Aku tak tahu ada apa dibalik misteri waktu. Yang jelas, di tanggal 1 Februari 2009 ini, aku telah merasakan bila satu bulan telah terlewati di tahun yang baru. Tak terasa, ya??? Padahal, jika ingin jujur, aku masih ingin untuk terus menapaki bulan Januari. Karena bulan ini dikenal sebagai bulan penuh keceriaan. Bulan penuh kejutan. Bulan mengisi energi untuk setahun kedepan. Dan bulan yang dipenuhi mimpi-mimpi indah, yang harus diwujudkan selama setahun berjalan.

Wednesday 3 November 2010

Jakartabeat Music Writing Contest I - 2010

Jakartabeat Music Writing Contest I - 2010
“Wajah Musik Indonesia”

Sejak era Bing Slamet yang membius para penggemar hingga era kelompok-kelompok indie yang menggebrak, musik Indonesia senantiasa menyajikan serpihan-serpihan fenomena yang memikat untuk dicatat.

Jakartabeat.net mengundang rekan-rekan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengikuti kompetisi menulis musik yang baru pertama kali diadakan ini, untuk turut memberi kontribusi pada peningkatan keragaman jurnalisme musik di Tanah Air, pun pada perkembangan musik Indonesia itu sendiri.

Sunday 26 September 2010

Sepenggal Kisah Cempaka Lestari



Kasih ibu, kepada beta. Tak terhingga, sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia.

Mungkin, kita semua hafal dengan lagu “Kasih Ibu” tersebut. Melalui lagu ini, kita diingatkan tentang sosok ibu. Haahh... ibu. Mama. Bunda. Emak. Mbok. Ummi. Seperti foto yang terpampang diatas. Itu salah satu fotoku bersama ibu. Dari foto ini, aku kembali terngiang dengan satu kenangan bersama ibu.

Kira-kira, foto ini diambil saat aku masih kelas satu SD. Bisa kalian amati. Tinggi badanku masih setengah lebih sedikit, dari tinggi ibu. Sekarang, badanku lebih tinggi darinya. Bersyukur... ini karena bapak dan ibu merawatku amat optimal. Sehingga asupan gizi tak pernah terlewat dari tumbuh kembangku.

Friday 11 June 2010

Biarkan Media Berbicara tentang Video Ariel

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kembali aku ingin menulis. Kalau ada pepatah kuno yang menyebut: saya berpikir, maka saya ada. Maka aku akan berujar: SAYA MENULIS, MAKA SAYA ADA. Seperti tulisan-tulisan sebelumnya, ini adalah murni opiniku. Pendapatku. Jika ada yang kurang berkenan, terima kasih. Segala yang sempurna hanya milik ALLAH SWT. Sementara kekhilafan cuma milik saya (Dorce mode on).
Satu perasaan di benakku: pegeeeeeeelllllllllll gitu rasanya........??!!!
Kembali aku ingin merespon pemberitaan yang kudapat dari media massa. Dan isu ini sedang menjadi perbincangan super panas dimana-mana. Apalagi kalau bukan, terkait video mesum yang “diduga” dilakukan oleh Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari. Fiuuuhhhh....
Inilah yang menjadi latar belakang, kenapa aku ingin menuliskan ini. Sebagai orang yang sedang belajar tentang media, rasanya aku tidak nyaman saja, untuk silent. Untuk berdiam diri saja. Untuk berpangku tangan saja. Maka dari itulah, aku ingin berbicara. Aku ingin berpendapat. Murni opiniku.
Setelah beredar luas melalui internet, video mesum Ariel kontan menjadi topik yang sering dijadikan headline. Menjadi materi utama yang mengisi setiap pemberitaan yang disajikan oleh berbagai media massa, kepada seluruh pemirsanya.

Thursday 3 June 2010

Antara Mavi Marmara, Teroris, dan Aku

Rasanya gatal sekali jari-jariku ini. Sehingga menuntunku untuk kembali, nulisssss!!!!!! Kali ini adalah murni opiniku. Pendapatku. Seputar sebuah peristiwa aktual yang bagiku sangat mengoyak sisi dramatis dalam diriku. Mungkin peristiwa ini sedang menjadi bahan pergunjingan di seantero jagat raya. Atau mungkin, hanya media massa saja yang membesar-besarkannya.
Terlepas dari peran media, nampaknya misi kemanusiaan yang bernama Flotilla Free for Gaza, menjadi sesuatu yang cukup menarik perhatian saat ini. Ehhmmm... atau jangan-jangan, sebenarnya tragedi yang menimpa sebuah kapal laut yang bernama Mavi Marmara ini, cuma ramai di media??? Sementara banyak orang sebenarnya tak peduli, dengan apa yang telah terjadi di lepas pantai Gaza itu.
Entahlah. Yang pasti segala macam rasa sedang berperang di benakku. Antara marah, kepada Israel yang terus saja tanpa merasa bersalah sedikitpun, membombardir siapapun yang ingin menganggu “kedaulatan” mereka atas nasib orang Palestina. Mungkin juga khawatir, karena dari sekian relawan yang ingin menolong rakyat Gaza lewat Mavi Marmara itu, adalah warga negara Indonesia. Saudara sebangsa setanah air.
Tetapi juga skeptis.


Monday 29 March 2010

Pantaskah Aku Mengeluh?

Entah dari mana aku memulainya. Namun yang jelas, aku cuma ingin mengabadikan apa-apa yang baru saja kualami. Sebuah, atau bahkan beberapa pengalaman sekaligus telah aku alami. Begitu terkesannya aku akan pengalaman ini, sehingga membuatku tergerak untuk menuliskannya. Tentunya dengan bahasaku sendiri. Karena aku yakin, setiap orang mempunyai kemampuannya masing-masing. Setiap individu memiliki karakternya masing-masing. Aku yakin akan hal itu. 

Baru saja aku merampungkan membaca buku, yang menurutku adalah salah satu buku yang paling menarik yang pernah kubaca. Buku ini bukan fiksi. Bukan novel. Atau bahkan buku tentang komunikasi yang “harus” kulahap untuk menunjang studi sarjanaku. Melainkan sebuah buku perjalanan singkat salah seorang public figure di Indonesia. 

That’s right. Berjudul: Pantaskah Aku Mengeluh… 

Buku ini ditulis oleh Nadine Chandrawinata. Dia adalah Putri Indonesia 2005. Sederhana, tetapi mengena. Itulah opiniku seusai membaca buku yang tak seberapa tebal ini. Nadine berusaha menceritakan dengan sejujurnya, bagaimana aktivitasnya selama setahun bergelar Putri Indonesia. Hingga hiruk-pikuk serta kontroversinya terkait keikutsertaan di Miss Universe 2006.