Thursday 24 May 2018

Menurut Tommy Soeharto, Sebaiknya Presiden Dipilih oleh MPR. Neo Orba…?


Masih cukup hangat, tatkala beberapa hari yang lalu, lembaga survei Indobarometer merilis sebuah hasil survei. Survei ini bertajuk: siapakah presiden yang paling berhasil dalam memimpin Indonesia. Jawabannya amatlah mencengangkan. Pilihan tertinggi yang disampaikan para responden bukanlah Jokowi. Jokowi ada di peringkat ketiga. Sementara di peringkat satu adalah Soeharto.
Wow. Cuma ini reaksi awalku ketika mendengar pernyataan diatas. Oh ya, sebagai bukti, kamu bisa membaca sumber beritanya di laman cnnindonesia.com ini. Ya, Pak Harto dipilih 32,9 persen responden, sebagai pemimpin yang paling sukses dalam membangun Indonesia. Di urutan kedua ada proklamator Soekarno. Dan Jokowi, berada di tempat ketiga.
Bagiku, survei Indobarometer tersebut sungguhlah menarik. Hasil survei ini disampaikan pada hari Minggu kemarin. Tepatnya pada 20 Mei lalu. Padahal, esoknya pada 21 Mei, merupakan momen dimana Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden pada 1998 silam. Hhmm, seolah menjadi sebuah kebetulan yang sudah direncanakan.

Terlepas dari itu, hasil survei yang menunjukkan bahwa Pak Harto dianggap sebagai presiden yang paling berhasil, tetaplah asyik untuk dibahas. Yang ada kemudian, kukira hasil survei yang telah dilakukan Indobarometer ini, bakal digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Oh really…? Siapakah pihak yang berkepentingan? Kurasa dengan adanya hasil survei yang seakan meninggikan nama Soeharto itu, keluarga Cendana-lah yang paling diuntungkan. Lebih tepatnya, putra-putri Pak Harto yang saat ini masih berkecimpung sebagai elit politik.



Sebut saja Titiek Soeharto. Janda Prabowo ini, sampai sekarang masih setia berada di dalam gerbong Partai Golkar. Selain Titiek, masih ada sang pangeran Cendana, yakni Tommy Soeharto. Apalagi Tommy juga mempunyai partai baru sebagai kendaraan politiknya: Partai Berkarya.
Tommy Soeharto menerima plakat nomer 7 untuk urutan Partai Berkarya di pemilu 2019. Pic source: liputan6.com

Hasil survei yang menyebutkan Soeharto sebagai presiden ‘terbaik’, tentunya bisa dimanfaatkan sebagai amunisi untuk berkampanye. Sebagai bahan yang mantap untuk membangun wacana-wacana. Bahwa era Orde Baru adalah masa yang paling berhasil dalam sejarah pembangunan di negeri ini.
Barangkali inilah, yang akhirnya membuat Tommy Soeharto merasa percaya diri setengah mati. Aku membaca sebuah artikel yang dimuat di laman kumparan.com, di sini. Di situ disebutkan, Tommy menyatakan bahwa presiden lebih baik apabila dipilih oleh MPR.
Apaaa…?! Presiden dipilih kembali oleh MPR?! Oh tidak. Ini sama saja dengan sistem yang berlaku di era Orde Baru, bukan? Fiuuhh…, aku jadi curiga. Jangan-jangan, Tommy hendak ‘menghidupkan’ kembali romantisme Orde Baru…? Oh come on, don’t say that…!
Yah, barangkali Mas Tommy masih belum bisa move on. Tatkala dirinya masih menjadi putra orang nomer satu di negeri ini, semua-muanya amatlah mudah bagi dirinya. Namun sayangnya, momen-momen itu sudah berakhir. Sejak 20 tahun terakhir, Indonesia telah mengakhiri era Orba, dan merasakan fase reformasi. Dan itu berarti, turut menyunat segala dominasi keluarga Cendana dan kroni-kroninya dalam berbagai urusan negara ini.
Saranku untuk Mas Tommy Soeharto yang terhormat. Coba sedikit lupakan segala romantisme kala ayahandamu masih berkuasa di negeri ini. Sekarang sudah tahun 2018, Bung…?! Tak ada ceritanya, presiden dipilih oleh MPR. Rakyat lebih layak untuk memperoleh hak tersebut…!
Jadi, cobalah untuk tidak melemparkan wacana-wacana, yang hanya untuk memuaskan para pecinta Orba. Bangun dan bawa partaimu, dan sesuaikan dengan kondisi perpolitikan saat ini! Stop jadi anak manja.