Sunday, 5 May 2024

Imlek dan Secuil Cerita dari Singkawang

Sekitar tiga bulan yang lalu, aku berkesempatan melakukan perjalanan ke Kalimantan Barat. Rasanya sungguh senang tak terkira, lantaran aku telah berhasil mewujudkan salah satu bucket list yang kumiliki. Bucket list yang kupunya ini adalah daftar tempat yang ingin kudatangi.

Ya, sederhana saja. Salah satu bucket list-ku adalah ingin menapakkan kaki di Kalimantan Barat. Mengunjungi Tugu Khatulistiwa, dan mengabadikan foto untuk kenang-kenangan bahwa aku pernah menjejak di garis lintang nol derajat. Garis yang tepat membagi bumi menjadi dua bagian, utara dan selatan.

Jujur, aku masih belum bisa move on. Ingin rasanya aku mempunyai waktu yang lebih lama, untuk mengeksplorasi bumi Kalimantan Barat. Momen jalan-jalan adalah kegiatan yang amat kusuka. Bertualang sesuka hati. Mengunjungi tenpat-tempat yang belum pernah kudatangi.

Wednesday, 14 February 2024

Cerita Pertama dari Pontianak

Pontianak dan Kalimantan Barat. Awalnya aku hanya mengetahui dua tempat ini saat aku belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kala SD dulu. Ya, Pontianak adalah ibu kota dari Kalimantan Barat. Sebuah provinsi yang berada di bagian barat Pulau Kalimantan. Wilayahnya langsung berbatasan dengan Selat Karimata, yang memisahkannya dengan Pulau Sumatera.

Saat belajar IPS dulu, Pontianak dikenal dengan Kota Khatulistiwa. Hal ini disebabkan adanya garis khatulistiwa yang melalui kota itu. Khatulistiwa sendiri adalah sebuah garis yang membagi bumi menjadi dua bagian. Khatulistiwa adalah garis lintang nol derajat, yang persis membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan. Khatulistiwa juga disebut garis ekuator.

Selanjutnya, aku mulai lebih banyak tahu soal Kalimantan Barat. Salah satunya tentang Singkawang. Menurut kabar, kota yang terletak di utara Pontianak ini sangat kental dengan budaya keturunan Tionghoa. Hal ini terkait perdagangan antarbangsa di masa lalu.

Wednesday, 17 January 2024

Pekanbaru dan Museum Sang Nila Utama

Patut diakui, Pulau Sumatera menyimpan banyak keunikan. Sejak aku bekerja di Bukittinggi, aku kerap dibuat takjub dengan apa-apa yang kutemui sehari-hari. Pulau Sumatera memang sungguh kaya. Khususnya soal budaya.

Tentu yang pertama kutemui adalah adat budaya Minangkabau. Mencari nafkah di Bukittinggi, Sumatera Barat, membuatku mempunyai banyak kesempatan untuk mengeksplorasi suku yang terkenal karena rendang-nya yang lezat ini. Namun, Pulau Sumatera tidak hanya tersohor lantaran suku Minangkabau. Ada banyak suku lainnya, yang juga berasal dari pulau terluas keenam di dunia ini.

Salah satunya adalah suku Melayu. Oleh karenanya, mumpung aku masih berdomisili di Sumatera, aku berniat menjelajahi pulau ini sebisaku. Pada awal Juni 2023 lalu, ada libur tanggal merah yang menyambung dengan libur akhir pekan. Kesempatan ini kumanfaatkan untuk mengunjungi Pekanbaru.

Sunday, 7 January 2024

Awal Tahun dan Wejangan yang Kudapatkan

Rasanya baru kemarin, aku menarik selimut di malam terakhir tahun 2023. Pada malam tahun baru lalu, aku memutuskan tidak ke mana-mana. Cuaca juga tidak mendukung di tempat tinggalku. Di Gadut, Agam, hujan telah turun sejak sore. Membuatku amat nyaman untuk menghabiskan malam tahun baru di rumah saja.

Jadi, jika kamu bertanya pengalamanku tatkala momen pergantian tahun barusan, aku dengan sigap akan menjawab: tidur di kasurku yang empuk. Saat bangun kembali, jam di ponsel telah berubah menjadi 1 Januari 2024. Alhamdulillah. Tahun baru, semangat baru. Dan target baru tentunya.

Saat aku menuliskan ini, tiba-tiba sudah hari ketujuh di tahun baru. Fiuuhh … saat ini aku telah berusia 36 tahun. Sungguh tak terhitung, sepanjang usiaku ini aku telah bertemu dengan orang-orang yang beragam jenisnya.