Tuesday 4 February 2020

Benarkah Tingkat Literasi di Indonesia Masih Rendah…?


Officially, artikel ini adalah tulisan pertamaku di tahun 2020 ini. Tulisan yang kubuat dan sengaja kuunggah di blog. Tujuannya tak lain cuma satu. Agar blog ini terus aktif. Meski kuakui intensitas menulisku sudah jauh berkurang. Namun aku berusaha untuk tetap menulisi blog ini.
Hhmm, tidak hanya sekadar untuk membuat blog ini tetap update. Artikel kali ini juga menjadi salah satu mediaku untuk menorehkan apa-apa yang terbersit di benakku. Seperti judul diatas. Benarkah tingkat literasi di negeri ini masih rendah…?
Barangkali kamu akan penasaran. Kenapa tiba-tiba aku melemparkan isu terkait tingkat literasi ini? Hhmm, tentu ada sebabnya. Pekan lalu, ketika asyik men-scroll linimasa akun Facebook-ku, aku menemukan sebuah artikel. Artikel yang ditulis oleh salah seorang teman di masa SMP.

Artikel itu ditulis di blog pribadinya. Berjudul “Membaca untuk Bisa Menulis”. Menarik. Itu adalah kesan pertama setelah membaca judulnya. Aku pun tak berpikir lama untuk segera membuka tautan tulisannya tersebut.
Sejujurnya, yang membuatku tertarik untuk membaca artikelnya adalah ‘genre’ tulisannya yang lain dari biasanya. Dahulu ketika masih di bangku sekolah, aku mengenalnya meski tidak begitu dekat. Dan kemudian, ia mengambil kuliah di Bandung. Di salah satu jurusan favorit di ITB. Waoow…, kurasa ‘dunia’-nya amat jauh denganku yang mengambil jurusan di FISIP.



Dari pengamatanku tatkala membuka-buka blog pribadinya, mayoritas tulisannya adalah sekitar keahlian yang didapatkannya di bangku kuliah. Terkait geologi, eeww… Anyway, inilah yang membuatku amat tertarik, dengan tulisan terbarunya yang kurasa-amat-jauh dengan topik-topik yang biasa dibawakannya.
Seusai kubaca sampai tuntas tulisannya, aku manggut-manggut sendiri. Sedikit banyak, aku sepakat dengan ide yang dijabarkannya melalui tulisan yang diberinya judul ‘Membaca untuk Bisa Menulis’ tersebut. Intinya sih, jangan malas untuk membaca! Membaca apa pun deh. Khususnya sih membaca buku?!
Karena seseorang bisa menulis dan tahu banyak, itu lantaran dirinya mempunyai kebiasaan membaca. Hhmm, kalau ngomongin realita, aktivitas membaca memang gampang-gampang susah. Niatnya barangkali sudah ada. Namun ketika dieksekusi, ada saja cobaannya. Betul nggak…?!
Kadangkala, baru sejenak membaca, tubuh ini rasanya pengen berontak saja. Yang ngantuk lah. Yang ingin rebahan lah. Membaca notifikasi di ponsel acapkali lebih menarik ketimbang membaca buku. Pokoknya, ada saja godaan untuk segera menyudahi aktivitas membaca tersebut, dan beralih ke kegiatan lain yang lebih fun. Heuheuheu…
***
Tulisan dari temanku diatas, sukses membuatku merenung. Benarkah tingkat literasi di Indonesia masih rendah? Apakah masyarakat Indonesia benar-benar tidak suka membaca? Benarkah aktivitas membaca bukanlah kebiasaan yang populer bagi penduduk negara +62…?
Sepertinya aku harus mengamini pernyataan diatas. Bagaimana tidak? Walau pun apa yang aku ceritakan kali ini tidak bisa dijadikan dasar untuk menjustifikasi bahwa tingkat literasi memang masih rendah, tetapi aku pernah membuktikan sendiri. Seperti apa tingkat literasi yang dimiliki oleh orang Indonesia.
Pic source: smkpgri37jkt.sch.id

Jadi begini ceritanya. Bulan Januari kemarin, aku mengadakan sebuah kegiatan pemutaran film di kantorku. Kegiatan ini mengundang masyarakat umum sebagai pesertanya. Oleh sebab itu, aku membuat desain pengumuman terkait kegiatan yang bersangkutan.
Pengumuman ini kuunggah di akun-akun medsos yang dimiliki kantorku. Selayaknya sebuah pengumuman, informasi yang kusampaikan kutulis sedetil dan selengkap mungkin. Tujuannya agar khalayak dapat lebih mudah untuk memahami perihal pemutaran film yang kuadakan tersebut.
Namun yang namanya orang Indonesia. Rasanya lebih enak untuk bertanya-tanya langsung, ketimbang membaca sampai tuntas segala informasi yang sudah terpampang jelas di pengumuman yang telah aku buat itu.

“Permisi, mau tanya. Cara daftarnya gimana…?”
“Mau ikut nonton film. Acaranya kapan ya?!”

Diatas merupakan dua contoh pertanyaan, yang jawabannya sudah ada di pengumuman yang kubuat. Mendapati pertanyaan-pertanyaan seperti ini, aku cuma bisa mengelus dada. Padahal jika MAU membaca dengan sabar, maka segala informasi sudah terpampang jelas di pengumuman tersebut.
Entahlah. Banyak diantara orang-orang yang tidak telaten untuk membaca sebuah informasi sampai tuntas. Mereka lebih suka menanyakan langsung, tanpa sudi membaca pengumuman hingga selesai. Fiuuhh…
Ketika aku bercerita soal fenomena ini kepada rekan-rekanku seruangan, mereka sontak menghiburku. Memintaku untuk menebalkan rasa sabar. Demi sebuah bentuk ‘pelayanan’ kepada publik. Ada pula yang berseloroh, bahwa tingkat literasi orang Indonesia itu masih rendah.
Buktinya, mereka lebih suka menanyakan langsung kepada admin. Padahal, jawaban dari pertanyaannya sudah terpampang jelas di pengumuman. Fakta ini menandakan, mereka malas untuk membaca pengumuman secara detil.
Hhmm, kalau urusannya sudah malas, yaahh…, susah obatnya. Rasa malas hanya bisa dilawan oleh kemauan dari diri sendiri. Adanya tekad yang kuat dari dalam diri sendiri, untuk sudi membaca sesuatu hingga tuntas.
Membaca. Mau membaca. Terbiasa membaca. Semoga kita semua mempunyai hasrat untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Oh ya. Ada berapa banyak ya, orang yang membaca tulisanku ini…?  



No comments:

Post a Comment