Saturday 22 December 2018

Tol JKT-SBY Sudah Nyambung Lho. Terus Indonesia Punahnya Dimana Sih, Pak?


Empat bulan menjelang perhelatan pemilu 2019 seperti sekarang, terdapat dua tokoh yang berada di top of mind dari mayoritas masyarakat. Mereka adalah Joko Widodo yang merupakan presiden petahana, dan Prabowo Subianto yang merupakan capres dari kubu oposisi.
Soal exposure dari media, tak diragukan lagi. Baik Jokowi mau pun Prabowo, sama-sama menjadi figur yang tidak pernah sepi dari sorotan. Kedua lelaki ini mempunyai basis pendukungnya masing-masing. Bahkan, para pendukung ini ada yang begitu militan. Betul…?
Wajar apabila Pak Jokowi memperoleh sorotan dari media. Pria ini adalah lokomotifnya pemerintahan yang sedang berkuasa. Segala kebijakan yang dikeluarkannya akan dikulik habis-habisan.

Segala tindak-tanduknya sudah pasti tidak akan dilewatkan oleh para awak media. Karena bisa jadi, rakyat amat sangat ingin tahu dengan apa-apa saja yang dilakukan oleh presidennya. Betul…?



All about Jokowi…, nyaris selalu menghiasi halaman-halaman utama dari redaksional media massa. Hal ini barangkali telah menimbulkan sebuah ‘kecemburuan’. Rasa jealous yang timbul dan menghinggapi para dedengkot kelompok oposisi.
Ini menurutku lho ya, opini pribadiku. Kayaknya, kubu oposisi merasa terabaikan. Merasa diabaikan oleh para awak media. Menurut mereka, cuma Jokowi dan kubu petahana yang selalu disorot. Sedangkan kelompok oposisi tidak menerima perlakuan yang sama.
Oleh karenanya, kelompok oposisi berjibaku setengah mati. Bagaimana caranya agar mereka mendapatkan perhatian. Yah minimal, sama seperti sorotan yang diterima oleh Jokowi.
Maka dari  itu tidaklah mengherankan. Tatkala banyak tokoh dari kubu oposisi, yang menyampaikan pernyataan yang cenderung bombastis. Cenderung caper, alias cari perhatian. Mungkin mereka semua memang sengaja melemparkan ungkapan-ungkapan nyeleneh seperti itu. Semata supaya media-media berpaling dari kubu petahana, dan mulai menyorot kelompok oposisi.
Well, kalau dihitung-hitung, sudah lumayan banyak lho. Pernyataan atau pun ungkapan yang terucap dari tokoh-tokoh oposisi, yang akhirnya menjadi pergunjingan hangat.
Tentu kamu tidak akan melupakan istilah tempe setipis kartu ATM yang dicetuskan oleh Sandiaga Uno. Atau, mudik seperti neraka yang muncul dari mulutnya Habiburrokhman Gerindra. Yang paling epik, istilah partai Allah dan partai setan yang digagas oleh Mbah Amien Rais. Fiuuhh…
Ungkapan-ungkapan yang kusebutkan di atas, tak dipungkiri memang terdengar bombastis. Tetapi para tokoh tersebut bukanlah yang utama dari kubu oposisi. Figur nomer satu dari kelompok oposisi, tetaplah Prabowo.
Prabowo Subianto, capres Partai Gerindra. Pic source: cnnindonesia.com

Prabowo pun, tidak mau ketinggalan untuk menghadirkan pernyataan yang mencolok. Beberapa bulan yang lalu, Prabowo menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Ehh…, baru saja, pria ini kembali melontarkan pernyataan yang bernada suram. Suram banget!
Menurutnya, negara Indonesia akan punah. Punah jika dirinya tidak menjadi presiden pada 2019. Bah…, ungkapan macam apa ini?! Gimana ceritanya, kalau dia kalah pilpres, terus Indonesia bisa mengalami kepunahan…?!!
Aku tak tahu pasti, apa motivasi yang terselip dibalik ungkapan mbelgedhes tersebut. Namun yang jelas, bagiku pernyataan ini sama sekali tidak bergizi. Prabowo tidak menunjukkan kelasnya sebagai seorang negarawan.
Seorang negarawan tidak akan melontarkan pernyataan yang bernada ancaman. Seorang negarawan akan berupaya untuk membangun semangat optimis dan positif kepada segenap rakyat.
Dengan berkata soal kepunahan seperti ini, terasa bahwa ia sedang menebarkan ketakutan kepada masyarakat. Kalau dirinya kalah dalam pemilu, maka Indonesia akan punah. Punah yang kayak gimana sih yang kau maksud…? Heran aku!
Hal ini menandakan, bahwa dirinya tidak siap kalah dalam pemilu nanti. Dan juga ia memandang remeh atas rivalnya pada pemilu. Seenaknya saja mencap Indonesia akan punah, jika Jokowi kembali berkuasa?! Kedaulatan itu ada di tangan rakyat, cuy…




Tol JKT-SBY Sudah Nyambung, Terus Indonesia Punahnya Dimana Sih, Pak?
Tak bisa dipungkiri, setiap pemerintahan pasti tidak luput dari kekurangan dan kealpaan. Begitu juga dengan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Namun sebagai rakyat, sudah sepatutnya kita menghargai, setiap langkah dan kebijakan yang tidak henti-hentinya diupayakan oleh pemerintah.
Tatkala terdapat kemajuan dan peningkatan pembangunan yang signifikan, seyogianya kita menghaturkan apresiasi atas kerja keras pemerintah. Karena bagaimana pun juga, segala bentuk kebijakan dan pembangunan tersebut, semata diusahakan untuk kepentingan masyarakat.
Jika kita amati, salah satu yang menonjol dari periode pemerintahan Jokowi-JK saat ini adalah, pembangunan infrastruktur yang luar biasa. Memang sih, peningkatan jumlah infrastruktur, tidak berkaitan secara langsung terhadap pembangunan di bidang manusia atau SDM. Tetapi percayalah, infrastruktur yang memadai akan berkontribusi efektif terhadap upaya pembangunan di berbagai bidang lainnya.
Semenjak mengemban amanat sebagai kepala negara, Presiden Joko Widodo tidak pernah kehabisan energi untuk memberikan kejutan. Dan kali ini, beliau telah menunjukkan salah satu pencapaian, yang bagiku amatlah gemilang.
Masa-masa akhir tahun seperti ini, tidak menyurutkan semangat Pak Jokowi untuk mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang pemimpin negara. Ya, padahal sebagian orang sudah mulai sibuk dengan agenda liburan di pengujung tahun. Tetapi Jokowi dan tim tetap bekerja, hingga menghadirkan kejutan yang membanggakan.
Hari Kamis, 20 Desember 2018, barangkali akan dicatat sebagai salah satu hari yang bersejarah. Karena di hari tersebut, sebuah proyek infrastruktur telah diresmikan. Ya, ruas jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya akhirnya tersambung juga!
Screenshot dari twitter.com/jokowi

Ckckckkk…, ini merupakan sebuah prestasi. Ini merupakan sebuah pencapaian besar. Tak berlebihan jika melabeli Jokowi sebagai bapak infrastruktur Indonesia. Karena keberaniannya untuk mewujudkan berbagai proyek infrastruktur, yang memang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini.
Kukira aku tak perlu menjabarkan, apakah faedah dari tersambungnya tol antara Jakarta dengan Surabaya tersebut. Orang awam pun sudah paham. Bahwa jalan tol adalah salah satu wahana yang bisa digunakan untuk mempercepat mobilitas. Entah itu angkutan manusia atau barang.
Sekarang masyarakat di pulau Jawa memiliki jalur alternatif baru dalam berkendara. Dengan adanya jalan tol yang sudah tersambung antara Jakarta dengan Surabaya, pilihan transportasi menjadi semakin beragam. Melengkapi jalan nasional dan jalur kereta api yang sudah tersedia sebelumnya. 
Jadi, jangan terpikir bahwa Indonesia akan punah! Bangsa ini tidak akan sebegitu mudahnya untuk punah. Asalkan, kita lihai dalam memilih pemimpin. PIlihlah pemimpin yang sudah memberikan kontribusi nyata. Aseeek...



No comments:

Post a Comment