Wednesday 19 October 2011

Out from Comfort Zone

Bagian 1

Inilah yang kurindukan. Ya. Semuanya. Semua yang ada di kamar ini. Dari kasur yang tak terlalu lebar. Dari bantal dan guling yang sudah berkurang empuknya. Meja belajar cap Olympic, yang sudah menemaniku sejak memakai seragam merah putih. Buku dan koran yang senantiasa kusimpan. Semuanya masih tertata rapi. Kecuali ada perubahan sedikit. Karena ibu suka merubah susunan barang-barang yang telah kususun.

Jadilah aku sering sewot ketika tak mendapati barang yang kucari. Sebab, ibu telah memindahnya. Oh ya. Ada yang lupa. Sebuah jendela besar menghadap ke selatan. Huaaahhhh..... semua yang kurindukan. Semuanya berada di kamarku. Sebuah kamar kecil di suatu rumah yang mungil, di ujung utara kota dingin, Malang.

Kamarku surgaku.

Aku tak bisa lagi menjamah lama-lama kamar ini. Tanggung jawab dan tuntutan, membuatku tak bisa berlama-lama menghabiskan waktu di kamarku ini. Klise memang. Tetapi memang begitulah yang harus kujalani. Kita memang tak bisa memilih, dimana kita harus berada. Khususnya untuk mengais rezeki. Prinsipku, mana yang lebih dulu memanggilku, maka dialah yang kuambil.