Saturday 19 September 2020

Partai Gelora Dukung Gibran dan Bobby Jokowi. Wow, Menarik Nih!

Sampai kapan ya, pandemi covid-19 ini akan menerpa…? Sampai kapan kita akan terus menjaga jarak satu sama lain? Sampai kapan kita perlu memakai masker yang kadang membuat tak nyaman itu? Huufft...

Tetapi kita semua tidak boleh menyerah. Kita semua harus tetap bersemangat dan jangan sampai lengah. Salah satu cara menghindari virus corona adalah melakukan berbagai protokol kesehatan. Rajin mencuci tangan, memakai masker. Tak lupa menjaga jarak jika berada di tempat umum. Dan menghindari perjalanan yang tidak begitu mendesak.

Pandemi covid-19 sepertinya belum akan usai dalam waktu dekat. Hal ini lantaran vaksin yang belum siap. Kita berharap, vaksin covid-19 akan segera siap dan bisa digunakan secara massal.

Meski dalam masa pandemi, tetapi kehidupan harus show must go on. Begitu pula dengan agenda pemerintahan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Agenda tersebut adalah pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020.

Sesuai rencana, pilkada serentak 2020 akan diselenggarakan pada 9 Desember mendatang. Agenda politik ini tentu saja penting dan patut memperoleh perhatian. Karena berkaitan dengan kelangsungan jalannya pemerintahan di daerah-daerah yang harus berganti kepemimpinan.

Dari pengamatanku, pemerintah pusat tetap akan menggelar pilkada pada 9 Desember nanti. Hal ini terlihat dari pelaksanaan pendaftaran bakal calon kepala daerah yang sudah digeber pada 4-6 September lalu.

Namun ada sejumlah hal yang patut disoroti pada tahapan pilkada serentak tahun ini. Pandemi covid-19 yang masih mendera, seharusnya menjadi pertimbangan utama bagi pihak-pihak terkait dalam menjalankan segala tahapan di pilkada serentak 2020.

Jika di keadaan normal, pilkada identik sebagai pesta demokrasi di daerah yang bersangkutan. Akan banyak kegiatan kampanye dari setiap paslon yang sedang berkompetisi. Kegiatan kampanye ini seringkali harus mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar, dan berlangsung di tempat terbuka.

Nah, kampanye yang melibatkan massa seperti inilah yang harus dihindari. Jangan sampai kegiatan kampanye pilkada seperti ini akan menjadi klaster baru penyebaran virus corona. Apabila ini sampai terjadi, lalu kapan pandemi covid-19 akan menurun?

Untuk itu, dalam pilkada 2020 diperlukan peraturan yang tegas untuk membatasi kegiatan kampanye yang melibatkan jumlah orang yang banyak. Bentuk kampanye bisa digeser menjadi kegiatan lain yang minim risiko penyebaran virus corona.

 

Partai Gelora Dukung Gibran dan Bobby Jokowi

Tidak dapat dipungkiri, pemilihan kepala daerah sering menampilkan cerita yang mengejutkan. Kejutan ini adalah munculnya figur-figur yang cukup dikenal publik, dan mereka memutuskan untuk terjun mengikuti pilkada.

Di edisi pilkada sebelumnya, sempat ada nama Zumi Zola. Aktor sinetron ini tiba-tiba muncul sebagai pemenang pilkada provinsi Jambi. Selain itu, ada pula Basuri Tjahaja Purnama. Dari namanya saja kalian sudah bisa menebak. Dia adalah adik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang sempat bertarung di pilkada Belitung Timur.

Lalu bagaimana dengan pilkada 2020…? Pilkada tahun ini tidak kalah menarik dengan edisi pilkada sebelumnya. Sejumlah tokoh ikut berpartisipasi. Berharap dipilih masyarakat, dan menjadi kepala daerah yang baru.

Misalnya seperti Rahayu Saraswati. Perempuan ini adalah keponakan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dia berkompetisi di pilkada Kota Tangerang Selatan.

Kamu Masih Penasaran dengan Partai Baru Besutan Pak Amien Rais...?

Dari golongan artis, muncul nama aktor Sahrul Gunawan. Dia akan berjibaku di pilkada Kabupaten Bandung. Di pilkada Kab. Bandung ini, bahkan juga ada mantan pesepakbola nasional, Atep. Ada pula aktor David Chalik, yang mencoba peruntungan di pilkada Kota Bukittinggi.

Namun dari semua pesohor yang sudah kusebutkan diatas, muncul dua nama yang paling spektakuler di pilkada 2020! Mereka adalah Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Afif Nasution.

Untuk nama pertama, siapa yang tidak mengenal Gibran Rakabuming…? Sosok ini mulai mencuat sejak Joko Widodo―ayahnya―menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2012. Gibran semakin menanjak, mengikuti kiprah Jokowi yang sukses menjadi orang nomer satu di Indonesia sejak 2014.

Sungguh menarik, mendapati putra sulung Presiden Jokowi ikut terjun ke dunia politik. Kupikir, Gibran hanya akan berkecimpung di dunia bisnis. Ternyata, Gibran sedang berusaha mengikuti jejak ayahnya yang pernah menjadi Walikota Solo. Jadilah Gibran mengikuti pilkada Kota Solo, dan diusung PDI Perjuangan.

Yah, semua orang berhak untuk terjun ke ranah politik. Selama orang tersebut mempunyai kapasitas dan mampu mengabdikan dirinya untuk kepentingan rakyat. Betul nggak? Cmiiw ya, hehee.

Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution didukung Partai Gelora di pilkada 2020. Kolase by writer.

 

Lantas kemudian, siapakah Bobby Afif Nasution…? Lelaki ini juga disangkutpautkan dengan eksistensi Jokowi. Bagaimana tidak? Bobby adalah suami putri kedua Jokowi, Kahiyang Ayu. Dengan predikat ‘menantu Jokowi’, Bobby berpartisipasi di pilkada Kota Medan.

Baik Gibran mau pun Bobby tentu diusung oleh satu atau beberapa partai politik. Mayoritas parpol ini adalah partai-partai lama yang mempunyai kursi di DPRD daerah yang bersangkutan.

Namun ada pula partai politik baru, yang memberikan dukungannya kepada Gibran dan Bobby. Partai itu adalah Gelora. Kamu bisa membaca sumbernya di sini. Gelora adalah partai politik yang baru memperoleh legitimasi dari Kemenkumham pada Mei 2020.

Bagiku, Gelora adalah partai yang menarik. Elit dan pentolan Partai Gelora diisi oleh orang-orang yang pernah membesarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketika ada konflik, sejumlah elit PKS menyeberang dan membuat partai baru bernama Gelora.

Sebagai partai baru, tentu Gelora perlu memanfaatkan momen pilkada serentak 2020 untuk unjuk gigi. Salah satu caranya, dengan memberikan dukungan kepada calon kepala daerah yang mempunyai kans besar untuk memenangi pilkada. Dan Gibran memiliki peluang cukup kuat untuk memenangi pilkada Kota Solo. Begitu pula dengan Bobby di pilkada Kota Medan.

Sudah pasti ada sejumlah pertimbangan yang membuat Gelora menunjukkan dukungannya kepada Gibran dan Bobby Nasution. Namun bagiku, Gelora semacam melakukan panjat sosial (pansos). Apalagi Gelora adalah partai baru yang hendak membangun eksistensi di daerah-daerah.

Amat menarik kala Partai Gelora memberikan dukungan kepada Gibran yang notabene adalah putra Jokowi, dan kepada Bobby Nasution yang notabene adalah menantu Jokowi. Elit Partai Gelora diisi oleh tokoh-tokoh yang pernah menjadi figur sentral di PKS. Diantaranya adalah Anis Matta (Ketum), Fahri Hamzah (Waketum), dan Mahfudz Siddiq (Sekjen).

Seperti yang kita tahu, PKS tidak pernah 'mesra' dengan sepak terjang politik Jokowi. Namun melihat Partai Gelora saat ini, barangkali partai ini memang mempunyai perbedaan dengan PKS. Dan patut dicermati, apa lagi langkah politik yang akan ditunjukkan oleh Gelora di masa depan. 

Yah, memberikan dukungan kepada salah seorang paslon dalam pilkada adalah hak setiap partai politik. Tinggal bagaimana efektivitas dari ‘mesin’ parpol tersebut untuk menyokong calon yang didukungnya.

Aku jadi tidak sabar dengan perhelatan pilkada serentak 2020. Siapa saja ya, yang akan menang? Lalu akan seperti apa ya, pergerakan Partai Gelora? Kita lihat saja sebentar lagi.     

No comments:

Post a Comment