Sunday 16 August 2020

Fahri Hamzah, Antara Penghargaan dari Jokowi dan Partai Gelora Bikinannya

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Presiden Joko Widodo menganugerahkan sejumlah penghargaan kepada tokoh-tokoh yang dianggap mempunyai kontribusi terhadap bangsa Indonesia.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Presiden pada Kamis, 13 Agustus lalu. Sebagian diantaranya ditujukan kepada tenaga medis yang wafat karena menjadi garda terdepan dalam melawan pandemi covid-19. Selebihnya, adalah figur-figur yang pernah menjadi pentolan lembaga-lembaga tinggi negara.
Salah dua dari figur yang dimaksud adalah Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Uuhhh…, mungkin ada diantara kalian yang langsung mual tatkala membaca dua nama tokoh ini. Duo F, begitu istilah yang tersemat kepada mereka berdua, merupakan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019.

Fahri Hamzah kala menjabat Wakil Ketua DPR berasal dari PKS. Sedangkan Fadli Zon mewakili Gerindra. Dari parpolnya saja sudah terlihat, bahwa mereka berdua merupakan lokomotifnya pihak oposisi. Oposisi khususnya pada periode pertama Presiden Jokowi.
Baik Fahri mau pun Fadli kerap melemparkan kritikan kepada pemerintah. Seakan tak ada satu pun kebijakan pemerintah yang luput dari penilaian mereka berdua. Hal ini kadang diterjemahkan sebagai nyinyiran oleh kalangan yang menjadi pendukung fanatik dari Jokowi. Maka tak heran, fans fanatik Presiden Jokowi otomatis akan menjadi pembenci atau haters Duo F.
Oleh sebab itu, tak heran banyak yang terkejut kala mendengar kabar bahwa Fahri Hamzah dan Fadli Zon akan memperoleh tanda jasa dari pemerintah. Penghargaan yang diberikan langsung oleh Jokowi itu, sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-75.
Dari berita yang kubaca ini, Fahri Hamzah dan Fadli Zon sama-sama mendapatkan Tanda Kehormatan ‘Bintang Mahaputera Nararya’. Menurut Jokowi, tanda kehormatan tersebut diberikan kepada Fahri dan Fadli atas kontribusinya selama menjadi Wakil Ketua DPR masa bakti 2014-2019.
Pascaupacara penganugerahan, Jokowi menyampaikan alasannya kenapa terdapat penghargaan untuk Duo F yang acapkali melontarkan kritik kepadanya. Hal ini merupakan wujud dari Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi.
Walau pun Fahri Hamzah dan Fadli Zon adalah oposisi yang notabene bertentangan pandangan politik, bagi Jokowi mereka berdua sudah melakukan tugasnya sebagai wakil rakyat. Sebagai Wakil Ketua DPR, sudah barang tentu Duo F mempunyai hak istimewa atau privilege untuk menyampaikan pandangan dan kritik kepada pemerintah.
Namun karena posisinya sebagai oposisi, akhirnya membuat kritik dari Duo F terasa seperti nyinyir kepada pemerintah, atau nyinyir kepada Jokowi secara individu. Tak jarang, warganet menghujat Duo F di media sosial, lantaran bisanya cuma mengkritik dan mencacat, tanpa menyumbang saran apa pun kepada pemerintah. Duo F dianggap hanya pembual!



Terlepas kontroversi pemberian Tanda Kehormatan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon, bagiku itu adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. Beliau tentu sudah mengkaji akan hal ini. Jokowi pasti menerima masukan dan pertimbangan dari orang-orang disekitarnya. Dan keputusan Pak Jokowi memberi Bintang Mahaputera Nararya kepada Duo F, semata bisa diterjemahkan sebagai upaya untuk menunjukkan persatuan kepada rakyat.
Boleh saja berbeda pendapat dan pandangan politik. Tetapi untuk urusan kebangsaan, semua harus bersatu dan bersinergi untuk menemukan formula yang paling tepat demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Aku ucapkan selamat deh, untuk Kakanda Fahri Hamzah dan Uda Fadli Zon…!
***
Memang menarik membahas penghargaan yang baru saja diterima Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Namun aku lebih tertarik membahas soal Fahri Hamzah ketimbang Fadli Zon. Karena Fadli masih bernaung di partai yang sama, Gerindra. Jadi tidak ada something new, hehee.
Bagaimana dengan Fahri Hamzah…? Sudah sejak lama Fahri tak lagi bernaung di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dan seperti kebanyakan politisi lainnya yang sudah tidak sejalan dengan gerbong politik lamanya. Dia akan membuat wahana baru sebagai jalan politiknya.
Fahri Hamzah (antaranews.com) dan logo Partai Gelora (krjogja.com). Kolase by writer.

Dan jalan baru yang diciptakan oleh Fahri Hamzah adalah mendirikan partai politik baru yang dinamakan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Berdasarkan berita ini, Partai Gelora resmi menjadi partai politik sejak Mei lalu.
Fahri Hamzah dan sejumlah tokoh sentral Partai Gelora beranjangsana ke Istana untuk menemui Jokowi pada medio Juli lalu. Tujuannya tentu saja untuk memperkenalkan Gelora sebagai partai baru yang sudah pasti akan meramaikan percaturan politik di tanah air.
Jujur, aku cukup excited dengan keberadaan Gelora ini. Tidak saja karena adanya Fahri Hamzah yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum-nya. Namun juga karena tokoh-tokoh lainnya di partai berlambang ombak laut tersebut.
Bagaimana tidak? Ketua Umum Gelora adalah Anis Matta. Sedangkan Sekjennya adalah Mahfud Siddiq. Tepat…! Bersama Fahri Hamzah, ketiganya sebelumnya dikenal sebagai figur-figur utama di tubuh PKS.
Tetapi takdir berkata lain. Barangkali PKS tak lagi sesuai dengan visi mereka bertiga. Akhirnya mereka hengkang dari PKS, dan membuat sebuah partai baru. Dan partai itu dinamakan Gelora Indonesia.
Ini sih pendapat pribadiku saja. Menurutku, Gelora masih mempunyai taste yang sama seperti PKS. Oleh sebab itu, aku tak terlalu berharap jika di masa depan, Gelora akan bekerjasama dengan pemerintahan Jokowi. Karena pentolan-pentolannya saja amat kental sebagai pihak yang selama ini memposisikan dirinya sebagai oposisi pemerintah.
Jadi, kesimpulan dari judul yang sudah kububuhkan pada artikel ini adalah sebagai berikut. Boleh saja Fahri Hamzah memperoleh Tanda Kehormatan dari Jokowi. Namun jangan berharap momen ini akan membuat si Fahri akan menurunkan intensitasnya dalam melancarkan kritikan kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Fahri Hamzah mungkin akan menjadikan Partai Gelora sebagai ‘senjata’ baru untuk melontarkan kritik kepada pemerintah (baca: Jokowi).
Yah, kita tunggu saja gebrakan dari Partai Gelora. Apakah ada sesuatu yang baru bakal ditawarkan kepada rakyat…? Atau hanya sekadar PKS yang berganti seragam? Hhmm…        



No comments:

Post a Comment