Friday 10 April 2009

PADAHAL BELUM TENTU

Matahari mulai condong ke arah barat. Meski masih menampakkan cahaya yang benderang, tetapi tidak sepanas jika sang surya berada tepat diatas ubun-ubun. Jarum jam menunjukkan pukul 15.11 Wib. Adzan baru saja berkumandang dari beberapa masjid terdekat. Pertanda bahwa waktu sholat Ashar telah masuk. 

Di akhir pekan seperti ini, jarang sekali ada kegiatan akademik di kampus biru, Universitas Brawijaya (UB). Namun berbeda keadaannya di Gedung Kuliah Bersama. Gedung yang lebih akrab disebut RKB ini merupakan gedung yang dipakai untuk operasionalisasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS). FIS adalah fakultas termuda di dalam lingkup UB. Sehingga tidak heran, hari Sabtu masih ditemukan kegiatan perkuliahan di gedung RKB tersebut. 

Namun tidak hanya perkuliahan yang membuat RKB masih “membara”. Akhir pekan identik dengan kegiatan diluar urusan akademis bagi mahasiswa. Mereka suka menggunakan hari Sabtu dan Minggu untuk mengadakan kegiatan ekstra. Ekstra disini dapat berupa unit-unit aktivitas yang mencoba mengembangkan minat dan hobi mahasiswa. Misalnya minat di bidang olahraga, atau berbagai organisasi yang bergerak di beraneka ragam bentuk kegiatan. 



Beberapa mahasiswa terlihat bercengkerama di depan ruang Sekretariatan Bersama atau sekber. Mereka asyik membicarakan sebuah atau bahkan banyak tema. Sedangkan beberapa mahasiswa yang lain, lebih memilih untuk membaca surat kabar. Walaupun sedang membaca koran, tetapi si mahasiswa yang bersangkutan kadang masih ikut nimbrung dengan kawan-kawannya yang sedang terlibat obrolan yang seru. 

Akhirnya si Jojo datang juga. Mahasiswa berkacamata ini terlihat kuyu dan lelah. Jalannya pelan sambil sedikit membungkukkan badannya. Mungkin itu karena tas di punggungnya yang berisi cukup banyak barang dan berat. Maklum, Jojo baru saja mengakhiri suatu kuliah. Sungguh kasihan dia, hari Sabtu yang seharusnya untuk beristirahat setelah sepekan beraktivitas, masih saja “diganggu” dengan kegiatan kuliah. Padahal ia sudah menapaki semester yang keenam dalam perjalanan akademiknya di FIS. 

Namun mimik wajahnya berubah ceria seketika, tatkala mendatangi sekber. Ini dikarenakan sambutan yang hangat dan cukup ramai dari teman-temannya yang sedang duduk di sekitar sekber. Ternyata para mahasiswa yang duduk santai di dekat sekber adalah untuk menunggu kedatangan Jojo. Mereka adalah segenap mahasiswa yang berkecimpung dan aktif pada LPM Perspektif. Begitu pula dengan Jojo. 

Selaiknya fakultas lainnya, FIS juga memiliki bermacam-macam organisasi yang bisa menjadi ajang bagi mahasiswa untuk berkumpul maupun mengasah bakat dan kemampuan. Nah, salah satu organisasi tersebut adalah Perspektif. Perspektif adalah sebuah lembaga yang berbentuk semi otonom atau LSO. Bergerak di bidang kejurnalistikan, atau lebih dikenal sebagai lembaga pers mahasiswa (LPM)-nya mahasiswa FIS. 

Kegiatan sebuah lembaga pers sudah selazimnya tidak cuma berkutat di seputar pencarian berita atau jurnalistik. Tetapi idealnya juga dilengkapi dengan aktivitas semacam diskusi. Dari diskusi yang dilakukan, diharapkan mampu menjadi wadah bertukar pikiran dan pendapat bagi para anggota. 

Kali ini memang terdapat rencana yang dimiliki para anggota Perspektif tersebut, untuk melakukan sebuah diskusi. Diskusi ini mencoba dikemas tidak dengan gaya yang formal. Melainkan dengan gaya ala mahasiswa. Yakni diskusi membahas suatu topik yang dibumbui dengan rujakan. Seperti rujak pada umumnya, penanggung jawab diskusi telah menyediakan makanan dari bermacam-macam buah segar, yang dilengkapi dengan sambal kacang yang cukup legit. 

Tidak membuang-buang waktu lagi, diputuskan tempat diskusi berada di bawah tangga gedung Widyaloka. Digelarlah dua karpet besar, dan disajikanlah sepiring besar rujak, berikut sambalnya sebagai dulit-dulitan. Dimulailah diskusi yang kali ini mengangkat tema tentang feature, salah satu kemasan berita di dalam media berbasis cetak. 

Nah, sesuai rencana semula, Jojo kebagian sebagai “pembicara” di dalam diskusi yang amat gayeng tersebut. Penunjukan Jojo sebagai narasumber dalam membicarakan feature, mungkin disebabkan pria kurus ini sedang memegang jabatan sebagai koordinator divisi penelitian dan pengembangan (litbang) dari Perspektif. Tetapi bisa juga lantaran Jojo yang sudah berada di semester atas, yang berarti penguasaan ilmu dan teori yang lebih banyak. 

PADAHAL BELUM TENTU. Bisa jadi anggota yang lebih muda dari Jojo, malah mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dan luas daripadanya. Terutama dari segi praktis, bukan hanya teori belaka. Sehingga, setiap anggota Perspektif dapat menjadi “narasumber” pada diskusi-diskusi mendatang. Bukan cuma terpaku pada pengurus. 

Diskusi pun berjalan seperti laiknya sebuah diskusi. Suasananya hidup, karena tidak cuma sekadar pemaparan tentang apa itu feature. Tetapi juga dihiasi dengan beberapa pertanyaan yang menggelinding dari peserta diskusi ringan ini. Bahkan, tidak hanya Jojo yang berbicara di forum itu. Hampir semua peserta ikut nimbrung. Entah itu bertanya, atau dalam bentuk tanggapan dan opini atas sesuatu yang sedang dibahas. 

Diskusi tentang feature tersebut diakhiri tatkala matahari telah bersiap tenggelam di peraduannya. Bunyi gemericik air di kolam bawah tangga Widyaloka turut menemani tuntasnya diskusi Perspektif kali ini. Ditambah bersihnya piring-piring wadah rujak yang tak bersisa sedikitpun. 

Yang tersisa adalah kehangatan didalam pertemuan para anggota Perspektif. Semoga diskusi tentang feature tersebut mampu menambah khazanah pengetahuan masing-masing yang hadir di forum tersebut. Dan berujung pada kualitas para anggota LPM Perspektif. Mahasiswa yang (harapannya) sekaligus sebagai seorang jurnalis. (jojo) 

Nb: bukan maksud untuk narsis, karena nggak tau harus nulis apa lagi...

No comments:

Post a Comment