Wednesday 14 January 2015

Antara Aku, Turbulensi, dan QZ8501

Lebih dari dua minggu sudah, tragedi Airasia terjadi. Pesawat yang harusnya mengantarkan penumpang dari Surabaya ke Singapura, ternyata mendarat di tempat yang tak seharusnya. Kenyataan pahit pun harus ditelan bulat-bulat. Tatkala pesawat yang mestinya mendarat mulus di bandara Changi itu, malah naas di lautan Selat Karimata.

Sejak akhir tahun 2014, media bertubi-tubi mengulas kecelakaan yang menimpa pesawat Airasia bernomer QZ8501. Kode ini kemudian menjadi begitu populer. Mengalahkan kode MH370 dan MH17. Dua kode penerbangan yang dimiliki dua pesawat naas milik Malaysia Airlines.

Berita terbaru, tim gabungan yang dipimpin Basarnas, berhasil mengangkat bagian ekor dari pesawat keluaran Airbus itu. Bagian ekor yang aku dengar di media, beratnya sampai 10 ton sendiri. Malah, komponen penting yang berupa blackbox, juga telah berhasil ditemukan dan diamankan.