Sunday 19 December 2010

Honor Pertama

Pengumuman Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) 2006 menjadi momen yang pantang kulupakan. Kusebut diriku amat konvensional. Karena bagiku, menembus SPMB berarti sebuah prestasi. Prestasi sekaligus kebanggaan. Tentu saja, lolos SPMB masih menjadi salah satu harapan tertinggi bagi seorang lulusan SMA seperti aku, kala itu.

Menjejakkan kaki di perguruan tinggi negeri adalah sebuah impian, yang rupanya menjadi kenyataan. Seolah melayang jauh ke awang-awang, ketika mendapati nama lengkapku tertera di papan pengumuman SPMB di salah satu universitas di Malang. Ya, aku mendapatkannya, pekikku girang dalam hati.

Berhasil menuntut ilmu di universitas negeri memang sebuah kebanggaan. Itu yang kumaksud dengan konvensional. Masih kuingat mimik sendu bercampur haru di raut bapak ibuku, saat mengetahui anaknya menjadi salah satu yang beruntung bisa menembus ketatnya ujian SPMB. Karena SPMB identik dengan biaya masuk kuliah yang masih cukup terjangkau, kala itu.